TEKA-TEKI SILANG
SEBAGAI TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Pendahuluan
Kenyataan
di lapangan banyak menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Arab di madrasah –baik
ibtida-iyyah, tsanawiyyah, maupun ‘aliyah- cenderung monoton dan membosankan.
Hal tersebut akan berdampak pada siswa dalam mengikuti pembelajaran. Mereka
dapat merasa bosan, jenuh, dan tidak bersemangat, yang akhirnya berakibat pada
tidak disenanginya bahasa Arab oleh siswa atau bahasa Arab dianggap sebagai
bahasa yang sulit dipelajari.
Kenyataan seperti itu sebenarnya
tidak perlu terjadi apabila para guru memiliki kesadaran untuk meningkatkan
kualitas pembelajarannya dengan melakukan berbagai variasi pembelajaran.
Variasi tersebut dapat dilakukan pada berbagai aspek pembelajaran seperti aspek
materi, metode, media pembelajaran, dan tempat. Untuk menggairahkan minat
belajar siswa, guru juga dapat menggunakan berbagai teknik pembelajaran. Di
antara teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab, utamanya
untuk anak-anak, adalah teknik bermain.
Salah satu bentuk permainan yang
dapat dimanfaatkan sebagai teknik pembelajaran bahasa Arab oleh guru adalah
teka-teki silang. Makalah kecil ini berupaya untuk mengenalkan serba sedikit
tentang teka-teki silang dan pemanfaatannya sebagai teknik pembelajaran bahasa
Arab bagi anak-anak di madrasah ibtidaiyyah
Pentingnya Teknik Bermain dalam Pembelajaran
Bermain
adalah sebuah aktifitas yang disukai oleh manusia. Apapun bentuk permainannya.
Bahkan bermain bukanlah monopoli anak-anak. Dengan bermain seseorang tidak saja
dapat menghilangkan kejenuhan, kebosanan, rasa malas, dan keruwetan pikiran,
tetapi dengan bermain seseorang juga bisa memperoleh hiburan, kesenangan,
pengalaman, pengetahuan, variasi dari rutinitas, bahkan teman.
Oleh
karena itu permainan dapat dimanfaatkan sebagai media dan sekaligus teknik
pembelajaran. Hal ini telah lama disadari oleh para ahli pendidikan sehingga
lahirlah prinsip bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain.
Dengan bermain, pembelajaran akan berlangsung dalam suasaana yang menyenangkan,
wajar, dan alami. Dalam suasana yang demikian, transfer informasi, pengalaman,
atau keterampilan dapat berlangsung “tanpa terasa”, sehingga siswa tidak merasa
digurui atau dipaksa untuk belajar.
Dari
uraian di atas berikut ini dikemukakan beberapa faktor mengenai pentingnya
permainan sebagai teknik pembelajaran
(Asrori, 1995).
1.
Permainan mampu
menghilangkan kebosanan
2.
Permainan memberikan
tantangan untuk memecahkan masalah dalam suasana gembira
3.
Permainan menimbulkan
semangat kerja sama sekaligus persaingan yang sehat.
4.
Permainan membantu siswa
yang lamban dan kurang motivasi
5.
Permainan mendorong guru
untuk selalu kreatif.
Beberapa Prinsip Penggunaan Teknik Bermain
dalam Pembelajaran
Agar
pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien, guru perlu memperhatikan
prinsip-prinsip penggunaan teknik permainan tersebut dalam pembelajaran.
Berikut ini beberapa prinsip tersebut (Hidayat dan Tatang, 1980 dalam Asrori,
1995).
1.
Permainan apapun yang akan
dilaksanakan harus menjadi cara pendekatan mencapai tujuan belajar mengajar
2.
Setiap permainan harus
diberi peraturan yang jelas dan tegasuntuk ditaati semua pihak
3.
Dalam permainan beregu
harus dusahakan pembagian regu secara seimbang
4.
Permainan sebaiknya
melibatkan sebanyak mungkin siswa (siswa yang menjadi penonton pun harus diberi
tugas tertentu, misalnya mengatur waktu, menjumlah nilai dan sebagainya)
5.
Permainan harus disesuaikan
dengan tingkat kemampuan siswa
6.
Permainan sebaiknya tidak
dilaksanakan pada awal pelajaran di kala siswa masih dalam keadaan segar.
Sebaliknya, permainan sebaiknya dilaksanakan menjelang akhir pelajaran, yakni
pada waktu gairah belajar siswa mulai menurun.
7.
Guru harus betul-betul
bertindak sebagai pengelola suatu permainan. Oleh karena itu ia harus
menampilkan peran yang menimbulkan motivasi bermain bagi murid-muridnya (riang,
lincah, tetapi tegas dan tidak memihak)
8.
Sebaiknya permainan
dihentikan ketika murid masih tenggelam dalam keasyikan.
Teka-teki Silang Sebagai
Teknik Pembelajaran Bahasa Arab
Pengertian
Teka-teki
silang merupakan salah satu bentuk permainan bahasa. Permainan ini dapat
digunakan sebagai teknik untuk melatihkan penguasaan kosa kata dan
keterampilan membaca. Media yang diperlukan untuk permainan ini adalah gambar
yang di dalamnya terdapat rangkaian kotak bujur sangkar aatau persegi empat
sama sisi. Kotak-kotak tersebut sebagian berwarna putih dan yang lain berwarna
hitam. Pada sebagian kotak berwarna putih diberi nomor yang mengindikasikan
nomor jawaban. Dalam permainan, kotak berwarna putih itu harus diisi dengan
huruf-huruf. Susunan huruf-huruf tersebut baik secara horisontal maupun
vertikal akan membentuk kata yang merupakan jawaban dari pertanyaan yang ada
Pertanyaan terdiri dari dua macam, yaitu pertanyaan untuk jawaban yang harus
ditulis secara horisontal (mendatar) dan pertanyaan untuk jawaban yang harus
ditulis secara vertikal (menurun). Pertanyaan biasanya ditulis di bawah atau di
samping gambar.
Contoh 1.
|
|
|
2
|
3
|
|
||
|
|
|
4
|
|
|
||
5
|
|
6
|
|
|
|
||
|
|
|
|
7
|
8
|
||
|
|
9
|
10
|
|
|
||
11
|
|
|
|
|
|

1
|
|
|
2
|
3
|
|
||
|
|
|
4
|
|
|
||
5
|
|
6
|
|
|
|
||
|
|
|
|
7
|
8
|
||
|
|
9
|
10
|
|
|
||
11
|
|
|
|
|
|
Cara Pembuatan
Sebelum membuat media teka-teki
silang, terlebih dahulu guru harus menyiapkan sejumlah kosa kata yang akan
dilatihkan. Kosa kata tersebut dapat diambil dari buku teks bahasa Arab atau
dari buku lain sesuai dengan tingkat kesulitan kosa kata yang diperlukan.
Sesudah itu, guru menyiapkan
bahan-bahan yang diperlukan berikut ini.
1.
Kertas HVS kuarto
2.
Penggaris
3.
Pensil, ball point, spidol
warna hitam
4.
Karet penghapus
Proses pembuatannya adalah sebagai berikut.
1.
Gambarlah bujur sangkar
ukuran 10 cm x 10 cm atau sesuai selera
2.
Bagilah menjadi bujur
sangkar-bujur sangkar kecil ukuran 1cm x 1cm
3.
Hitamilah sejumlah bujur
sangkar kecil tersebut
4.
Isilah blok-blok kecil (yang
tidak dihitami) dengan huruf-huruf dari kosa kata
yang telah disiapkan (gunakan pensil!)
5.
Tulislah soal di sisi kanan
atau di bawah bujur sangkar besar sesuai dengan
kelompoknya, mendatar atau menurun, berdasarkan kosa kata tersebut (No.
4).
6.
Salinlah kosa kata tersebut
(No. 4) pada kertas lain sebagai kunci jawaban
7.
Hapuslah kosa kata pada
bujur sangkar-bujur sangkar kecil tersebut (No. 4)
8. Fotokopilah
lembar teka-teki silang tersebut sesuai dengan jumlah siswa.
Prosedur Permainan
1.
Kelas dibagi menjadi
beberapa kelompok
2.
Setiap kelompok diberi
selembar teka-teki silang yang sama
3.
Setiap kelompok mengisi
teka-teki itu dalam tempo yang telah disepakati
bersama
4.
Setelah selesai, setiap
kelompok membacakan hasil kerjanya secara bergantian
5.
Guru mengoreksi hasil kerja
kelompok, sekaligus menentukan pemenang
6.
Kalau memungkinkan, guru
memberikan hadiah kepada kelompok pemenang
Variasai
1. Teka-teki slang dapat dikerjakan siswa di rumah sebagai PR
2. Guru dapat membuat teka-teki silang “raksasa” dari triplek
melamin yang
ditempatkan di depan kelas.
TEKA-TEKI SILANG
SEBAGAI TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
![]() |
Makalah
Disajikan
Dalam Pelatihan Pembelajaran Bahasa Arab
Guru
Madrasah Ibtidaiyyah (MI)
Di
Kecamatan Watulimo, Trenggalek
Pada
tanggal 4-5 Mei 2002
Oleh
Drs. Muhaiban
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA ARAB
MEI 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar