Senin, 25 Juli 2016

PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN

PEMBELAJARAN MENULIS YANG MENYENANGKAN

Oleh

Muhaiban
Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

HP: 0817530107


PENDAHULUAN
            Selama ini mata pelajaran/mata kuliah kitabah menulis dalam arti mengarang dalam bahasa Arab dianggap sebagai pelajaran atau mata kuliah yang sulit di kalangan siswa maupun mahasiswa.  Mereka pada umumnya tidak senang dengan pelajaran atau mata kuliah menulis Arab. Bahkan di antara mereka ada yang “lari” dari pelajaran/matakuliah yang sebenarnya menarik dan menyenangkan itu.  Hal itu bisa dimaklumi karena dalam kegiatan menulis terakumulasi semua ilmu bahasa dan keterampilan berbahasa Arab. Di samping itu, empat keterampilan berbahasa yang ada – alistima`, al-qiraah, al-kalam, dan al-kitabah- memiliki  hubungan yang erat dan saling memengaruhi antara yang satu dengan yang lain. Ada kecenderungan bahwa siswa/mahasiswa yang keterampilan membacanya rendah, keterampilan menulisnya juga rendah.


Kesulitan yang mereka hadapi antara lain terkait dengan aspek kosa kata, tarkib, ide,  dan tatatulis. Dalam hal kosa kata, mereka pada umumnya kurang tepat dan kurang detil dalam memilih kosa kata untuk mengungkapkan ide. Kesalahan juga sering mereka lakukan dalam membentuk kata sesuai dengan kaidah ilmu sharf, di samping kesalahan dalam menuliskan kosa kata.
Dalam hal tarkib, mereka sering kali salah dalam membuat kalimat, menggunakan dhamir yang tidak jelas marja`nya. Atau kalimat yang mereka buat tidak sempurna, kurang tepat dalam menggunakan adawat arrabth, dan kesalahan nahwiyah yang lain.  
Problematika pembelajaran menulis Arab ini tidak saja datang dari siswa/mahasiswa, tetapi kerap kali juga disebabkan oleh kurangnya pengalaman menulis dosen/guru, di samping terbatasnya wawasan dan keterampilan mereka dalam pembelajaran menulis Arab. Beberapa orang mahasiswa mengeluh karena mereka tiba-tiba diminta oleh sang dosen untuk menulis sebuah judul tanpa dijelaskan, misalnya, tentang anashir atau haikal dari judul tersebut. Mereka juga tidak dibimbing untuk memilih kosa kata yang tepat untuk mengungkapkan pikiran sesuai dengan judul itu. Mereka juga tidak dilatih untuk menyusun kalimat yang dapat digunakan untuk mengungkapkan ide yang relevan dengan judul. Tidak pula dikenalkan kepada mereka anmatul jumal atau pola kalimat yang bagus dan menarik yang memudahkan mereka mengekpresikan pikiran dan perasaan mereka terkait dengan judul yang disodorkan. Maka yang terjadi kemudian adalah, tulisan mereka banyak yang salah, dan mereka menggap bahwa menulis/mengarang dalam bahasa Arab itu sulit dan membosankan.
Makalah ini mencoba menawarkan pembelajaran menulis Arab yang menyenangkan, yang diharapkan dapat menambah wawasan guru/dosen tentang pembelajaran menulis di satu sisi, dan dapat membuat siswa/mahasiswa senang menulis dan termotivasi untuk meningkatkan keterampilan menulis mereka. Metode atau teknik pembelajaran menulis Arab yang ditawarkan dalam makalah ini bukanlah ide murni penulis,  tetapi penulis ambil atau penulis kembangkan dari ide para ahli pembelajaran.

TUJUAN PEMBELAJARAN MENULIS
            Secara umum tujuan pembelajaran menulis Arab adalah mengembangkan kemampuan dan keterampilan  siswa/mahasiswa untuk (1) mengungkapkan dengan ungkapan yang benar apa yang mereka pikirkan/rasakan dan apa yang mereka saksikan, (2) menggunakan bahasa yang benar dalam membuat dan merangkai kalimat, dan membagi topik dalam beberapa paragraph; (3)  menjelaskan pikiran mereka dengan menggunakan kalimat dan ungkapan yang sesuai, (4) mengemukakan pokok pikiran kepada orang lain dan menjelaskan apa yang ada pada diri mereka secara tertulis, (5) berterus terang dalam menulis dan jujur dalam mengutip, serta berani mengahadapi situasi tertentu dengan mengemukakan pendapat, dan tidak mengaku-aku tulisan orang lain sebagai tulisannya; dan (6) segera menulis pada saat dibutuhkan (Assulaity, 2008).
            Dari tujuan pembelajaran secara umum tersebut dapat dikemukakan bahwa tujuan pokok pembelajaran menulis Arab adalah mengantarkan siswa/mahasiswa untuk dapat mengungkapkan perasaannya, pikirannya, dan keyakinannya dengan mudah, dalam berbagai situasi kehidupan, dengan menggunakan ungkapan yang benar dan jelas, serta dengan bahasa yang mengesankan. Di antara keterampilan pokok menulis Arab yang menjadi tujuan pembelajaran dan dibutuhkan oleh siswa/mahasiswa  sebelum mereka memulai menulis tema-tema tertentu adalah sebagai berikut. Pertama, keterampilan yang terkait dengan mufrodat, yang meliputi (1) penggunaan kata-kata bahasa Arab yang baik dan benar, (2) pemilihan kalimat sesuai dengan konteks, (3) penulisan kalimat secara benar sesuai kaidah penulisan, dan (4) pembentukan kata sesuai dengan kaidah sharf.    
            Kedua, keterampilan yang terkait dengan tarkib (susunan kalimat) dan uslub (ungkapan), yang meliputi (1) penggunaan kata sambung, (2) terpenuhinya komponen kalimat, (3) penggunaan kaidah nahwu secara benar, dan (4) ketepatan penggunaan ungkapan.
            Ketiga, keterampilan yang terkait dengan ide/pikiran, yang meliputi (1) ketepatan ide/pikiran, (2) kejelasan ide/pikiran, dan (3) keterkaitan antar berbagai ide. Sedangkan yang keempat terkait dengan kemahiran pengorganisasian yang meliputi (1) pengorganisasian paragrap, (2) penggunaan tanda baca, dan (3) kejelasan tulisan (Assulaity, 2008).

METODE/TEKNIK PEMBELAJARAN MENULIS
            Agar pembelajaran menulis Arab dapat disenangi oleh siswa/mahasiswa, pembelajaran hendaknya  disajikan dengan menarik, menyenangkan, dan mudah dilakukan. Guru/dosen dapat menciptakan sendiri teknik pembelajaran sesuai dengan pengalaman mengajar yang dimilikinya, atau menggunakan teknik yang dikenalkan oleh para ahli pembelajaran, atau memodifikasi teknik yang dikenalkan oleh para ahli itu sesuai dengan latar belakang dan kemampuan siswa/mahasiswa. Berikut disajikan beberapa model pembelajaran menulis Arab, mulai dari menulis kalimat, menulis paragrap, sampai pada menulis qith`ah yang terdiri atas dua atau tiga paragrap.

Pembelajaran Al-Anmath Al-Lughawiyyah (Pembelajaran Pola Kalimat)
            Pembelajaran Al-Anmath Al-Lughawiyyah yang selanjutnya disingkat AL adalah pembelajaran yang betujuan  melatih siswa/mahasiswa untuk menggunakan kalimat, ungkapan, atau kata-kata secara benar pada saat menulis. Pembelajaran dilakukan dengan cara menirukan, iqtibas, dan mengulangi, sehingga siswa/mahasiswa terbiasa menggunakan bahasa yang benar dalam prakter berbahasa dalam kehidupan sehari-hari (Assulaity, 2008).
            Di antara tujuan Pembelajaran Al-Anmath Al-Lughawiyyah adalah (1) mengenalkan pola kalimat yang benar dan membedakannya dengan pola yang salah, (2) mebedakan bagian-bagian pokok kalimat bahasa Arab (ism, fi`l, dan harf ) tanpa menyebut istilah-istilah ilmu nahwu, (3) mengenalkan dua macam kalimat, kalimat fi`liyyah dan kalimat ismiyyah, tanpa menjelaskan kaidah nahwiyyah, dan (4) membiasakan menggunakan ungkapan dan pola kalimat yang banyak berlaku dalam bahasa Arab.
            Penggunaan Al-Anmath Al-Lughawiyyah dalam pembelajaran dapat membantu siswa/mahasiswa menulis dengan baik dan benar sehingga mereka dapat berbahasa Arab seperti yang diharapkan. Langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut (1) guru/dosen menayangkan pola kalimat yang akan dilatihkan, yang diambil dari teks bacaan atau yang telah disiapkan oleh guru, (2) siswa/mahasiswa menirukan berulang kali pola kalimat yang dibacakan oleh guru/dosen, (3) guru/dosen  menjelaskan dan memberi contoh penerapan pola tersebut dalam kalimat, (4) guru/dosen meminta siswa/mahasiswa untuk membuat kalimat berdasarkan pola dan sesuai dengan konteks, kemudian menuliskannya di papan tulis secara bergantian.   
            Berikut disajikan beberapa contoh pola kalimat yang dikembangkan oleh siswa/mahasiswa.
1. سينتهي سعيه إلى لا شيء
2. إنها عندي كل شيء
3. هذا يزيد المسألة تعقيدا

Setelah guru/dosen menuliskan pola kalimat itu di papan tulis dan menjelaskan arti serta cara membuat kalimat sesuai pola tersebut, siswa diminta menulis di papan tulis kalimat yang mereka buat sesuai konteks dan berdasarkan pola itu. Pengalaman menunjukkan bahwa para siswa/mahasiswa berebut untuk menuliskan kalimat terbaiknya di papan tulis. Maka muncullah tulisan mereka sebagai berikut.
1. تعلمت بكل جهدي وطاقتي، وتنتهي دراستي إلى نجاح باهر كما أرجو.
    - لا أعرف بالضبط هل سينتهي هذا الحب إلى الزواج/بالزواج
2. أحب أمي إلى حد كبير. إنها عندي كل شيء
    - أحمد أخي الصغير الوحيد. فهو كل شيء عند أسرتي.
3. لا تقابله الآن، فمقابلتك ستزيد المسألة تعقيدا
    - قولك قبل الآن يزيد المسألة تعقيدا
            Setelah sebagian besar siswa/mahasiswa menuliskan kalimat yang mereka susun, guru /dosen bersama siswa/mahasiswa melakukan koreksi bersama-sama. Kalimat yang benar-benar sudah tidak ada salahnya ditulis kembali oleh siswa/mahasiswa di buku tugas.

Infaq al-Jumal
            Infaq al-Jumal adalah pembelajaran menulis Arab yang dilakukan dalam kelompok. Kelas dibagi menjadi dua kelompok, sehingga setiap kelompok berisi sekitar 13 atau 15 orang. Siswa/mahasiswa duduk melingkar dalam kelompok. Tujuan dari pembelajaran ini adalah mengembangkan kemampuan siswa/mahasiswa menulis kalimat dan menyusun alenia dengan perasaan senang dan gembira serta tanpa beban. Di samping itu, pembelajaran ini juga bertujuan mengembangkan daya khayal atau imajinasi mereka.
            Prosedur pembelajaran sebagai berikut: (1) guru/dosen membagikan kertas kosong kepada setiap anggota kelompok yang duduk melingkar dalam kelompok masing-masing, (2)  guru/dosen meminta mereka menuliskan apa yang sedang mereka pikirkan saat itu dalam satu kalimat, baik kalimat fi`il maupun kalimat ism; (3) guru/dosen memberi aba-aba kepada mereka untuk mulai menulis, (4) guru menghitung dengan suara yang jelas mulai satu sampai sepuluh, dan pada hitungan kesepuluh mereka harus berhenti menulis dan meletakkan alat tulis/polpen; (5) guru/dosen meminta mereka memberikan tulisan mereka kepada teman di sebelahnya mengikuti arah jarum jam, (6) guru/dosen meminta mereka untuk membaca tulisan temannya, kemudian melanjutkan tulisan itu dengan satu kalimat sesuai ide/pikirannya, (7) guru/dosen menghitung satu sampai sepuluh, dan pada hitungan kesepuluh mereka harus berhenti menulis dan harus meletakkan alat tulisnya, (8) guru/dosen memberi aba-aba untuk memberikan tulisannya kepada temannya mengikuti arah jarum jam. Begitu seterusnya, sampai setiap  siswa/mahasiswa  menerima “karangan” yang diawali dengan kalimat mereka masing-masing.
            Dalam pembelajaran seperti itu, ketika masing-masing mereka membaca tulisan temannya, biasanya terjadi ledakan tawa dari mereka. Itu menunjukkan bahwa mereka terhibur atau merasa bahwa tulisan mereka lucu. Biarkan saja mereka tertawa mengungkapkan kegembiraan di tengah-tengah proses menulis. Dengan begitu, mereka bisa menulis dengan senang, tanpa beban, dan terbebas dari rasa malu dan takut salah.
            Kegiatan selanjutnya adalah, guru meminta beberapa orang untuk membacakan tulisan mereka secara bergantian, sementara siswa/mahasiswa yang lain mencermati dan mencatat kesalahan yang mereka temukan. Guru/dosen bersama siswa/mahasiswa mengevaluasi tulisan yang telah dibacakan dan membetulkan kesalahan yang mereka temukan.

Mengirim SMS
            Menulis dan mengirim SMS untuk seseorang pada saat ini merupakan kegiatan yang hampir setiap saat dilakukan oleh siswa/mahasiswa. Aktivitas menulis dan mengirim SMS tersebut  bisa dimanfaatkan oleh guru/dosen untuk pembelajaran menulis Arab di dalam kelas.  Tujuan pembelajaran Mengirim SMS ini adalah mengembangkan  kemampuan siswa/mahasiswa menulis kalimat, baik kalimat berita maupun kalimat tanya. Keterampilan menggunakan adawat alistifham dalam kalimat dapat dilatihkan dengan teknik ini. Prosedur yang bisa dilakukan adalah (1) guru/dosen membagi kelas menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan maksimal 10 orang, (2) guru/dosen membagikan kertas kosong kepada siswa/mahasiswa, (3) guru/dosen menyampaikan aturan “permainan”, misalnya mengenai kalimat yang harus ditulis, kepada siapa SMS itu dikirimkan, kewajiban membalas SMS yang diterima, dan kapan “murasalah” itu dihentikan; (4) setelah semua memahami aturan, guru memulai kegiatan dengan memberikan aba-aba untuk menulis SMS. Selama proses “murasalah” berlangsung, guru/dosen mengamati kegiatan yang mereka lakukan.
            Setelah dirasa cukup, misalnya setiap siswa/mahasiswa telah mengirimkan dan menerima 5 sampai 7 SMS, kegiatan “murasalah” ini dapat dihentikan. Guru/dosen kemudian meminta beberapa siswa/mahasiswa dari setiap kelompok untuk membacakan SMS yang mereka terima atau kirimkan. Guru/dosen bersama mahasiswa melakukan evaluasi dan koreksi terhadap kesalahan tulisan. Siswa/mahasiswa sebaiknya diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mengenai SMS yang mereka terima.
            Dari prosedur pembelajaran tersebut dapat dikemukakan bahwa kegiatan Mengirim SMS ini tak ubahnya kegiatan dialog atau mukhawarah secara tertulis. Berikut contoh SMS yang dikirim oleh siswa/mahasiswa  kepada tamannya dalam satu kelompok beserta balasannya.





 





















Kitabatul Wasf /Menulis Deskriptif
            Ada beberapa teknik yang bisa dilakukan oleh guru/dosen untuk mengembangkan kemampuan menulis deskriptif siswa/mahasiswa. Berikut disajikan dua contoh teknik pembelajaran menulis deskriptif untuk mendiskripsikan binatang dan orang.
            Contoh 1, mendiskripsikan binatang/Al-Khishan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru/dosen adalah sebagai berikut: (1) guru/dosen menyusun atau membuat pertanyaan dari sebuah karangan yang sudah ada, (2) pertanyaan ditulis di papan tulis atau ditayangkan dengan LCD Projector, secara urut, sehingga apabila nanti jawaban dari pertanyaan itu diurutkan akan menjadi sebuah deskripsi yang utuh, sebaiknya ditayangkan juga gambar kuda yang akan dideskripsikan; (3) guru/dosen mengajukan pertanyaan kepada siswa/mahasiswa, (4) guru/dosen bersama siswa/mahasiswa menyempurnakan jawaban yang kurang sempurna, (5) guru/dosen menuliskan jawaban yang benar di sebelah pertanyaan pada papan tulis atau menayangkannya pada layar LCD Projector, (6) siswa/mahasiswa diminta merangkum/mengurutkan jawaban secara lisan sehingga menjadi sebuah deskripsi, (7) siswa/mahasiswa diminta menulis deskripsi berjudul Kuda berdasarkan jawaban dari pertanyaan tersebut, (8) siswa/mahasiswa diminta membuang kata-kata yang kurang tepat, atau menambah dengan kalimat atau ungkapan yang bagus dan relevan, (9) guru/dosen memeriksa dan memberi komentar secara tertulis pada buku tugas siswa/mahasiswa, (10) guru meminta siswa/mahasiswa yang karangannya bagus untuk membacanya di depan kelas, atau, kalau deskripsi itu ditulis di kertas lepas, siswa diminta memajangnya di dinding kelas.
            Berikut contoh pertanyaan tentang Al-Khishan /Kuda     
الحصان
1. أيهما أكبر، الحصان أم الحمار؟
2. كيف يجري الحصان؟
3. في أي شيء يستفاد الحصان؟
4. ماذا يوضع على ظهر الحصان؟
5. مم يصنع السرج؟
6. ماذا وضع الناس في فم الحصان؟
7. أين يبيت الحصان؟
8. ماذا يأكل الحصان؟
9. هل تحب الحصان؟ لماذا؟


Contoh 2, mendiskripsikan orang/wajah orang.  Langkah yang bisa dilakukan sebagai berikut: (1) guru/dosen menyiapkan gambar orang yang akan dideskripsikan, (2) guru mengenalkan kosa kata yang terkait dengan wajah, (3) guru memberikan contoh ungkapan, (4) siswa/mahasiswa berlatih meletakkan kosa kata dalam ungkapan/kalimat, (5) siswa/mahasiswa diminta menuliskan deskripsi wajah dengan kalimat-kalimat yang sudah dilatihkan, (6) guru memriksa tulisan siswa dan memberikan komentar secara tertulis, (7) siswa yang karangannya bagus diminta memajang karangannya itu di papan display pada dinding kelas.
Berikut contoh kosa kata yang perlu dikenalkan kepada siswa/mahasiswa pada awal pembelajaran, dan contoh tulisan deskriptif yang ditulis oleh siswa/mahasiswa.

Rounded Rectangle: الشعر : مسترسل، جعد، أسود، أبيض، أشقر
الأنف : أقنى/قنواء، أفطس/فطساء
الوجه : شامة، شارب، لحية، بشوش/ بشّاش، عبوس
الذقن : كبير، صغير، محدد
الرأس : كبير، صغير/أصلع
العين : أحوص/حوصاء
 



















أختي
هذه أختي. هي بشّاشة الوجه. عيناها لامعتان. أنفها أقْنَى أشبَه ما يكون لفتيات العرب. على خدِّها اليمنى بالقرب من طرف أنفها شامة صغيرة تزيدها جمالا. هي طويلة القامة وهزيلة الجسم. وجلبابها الأسود الذي تلبسه يوميا يجعلها فاتنة ساحرة.









PENUTUP
            Model-model pembelajaran menulis Arab yang dipaparkan dalam makalah ini hanyalah sebagian kecil saja dari model pembelajaran menulis Arab yang menyenangkan. Masih banyak model yang bisa diterapkan. Termasuk model yang dapat diciptakan oleh guru bahasa Arab sendiri. Pembelajaran menulis Arab itu akan menyenangkan atau tidak menyenangkan sangat tergantung pada kemahiran guru dalam memilih dan menerapkan teknik pembelajaran, di samping kreativitas guru dalam pembelajaran.   
            Semoga tulisan yang sangat sederhana ini, dapat memotivasi guru/dosen bahasa Arab untuk mengembangkan kompetensi pembelajaran mereka dan meningkatkan keterampilan berbahasa Arab yang mereka miliki, sehingga mereka dapat mewujudkan pembelajaran bahasa Arab yang menarik dan menyenangkan. Semoga!

DAFTAR PUSTAKA
Anugerahwati. 2000. Material Selection and Development: Games, Songs, and
Stories. Makalah tidak diterbitkan. Malang: State University of Malang.
Byrne, Donn, 1991. Techniques for Classroom Interaction. New York: Longman
Krashen, Stephen D. 1981. Second Language Acquisition and Second Language
Learning. New York: Pergamon Press.
Rachmayanti. 2000. Material Selection and Development: Vocabulary, Structure, and
Text. Makalah tidak diterbitkan. Malang: State University of Malang.
Scott, Wendy A dan Ytreberg, Lisbeth H. 1990. Teaching English to Children. New
York: Longman
Saylaty, Faras.2007. Funun al-Lughah. Oman: Alam al-Kitab al-Hadits
Waily, Saad Abdul Karim. 2009. Ittijahat Hditsah fi Tadrisi al-Lughah al-Arabiyyah. Oman:
Alam al-Kitab al-Hadits

                       










Tidak ada komentar:

Posting Komentar