Jumat, 29 Juli 2016

MODEL PEMBELAJARAN

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

PENDAHULUAN
Di antara berbagai permasalahan pembelajaran bahasa Arab pada satuan pendidikan menengah, baik MTs/SMP maupun MA/SMA adalah masih diterapkannya “model” pembelajaran yang monoton atau kurang bervariasi. Kegiatan pembelajaran cenderung berpusat pada guru (مركّز على المدرس) dan berorientasi pada buku teks (مركّزعلى الكتاب المقرر), di samping tidak dikaitkan dengan dunia nyata siswa. Metode yang digunakan umumnya metode ceramah dengan pemberian soal-soal latihan atau tugas rumah. Akibat dari itu semua adalah timbulnya kebosanan pada siswa dan semangat belajar mereka menjadi rendah.


Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah memberikan penyegaran kepada para guru mengenai berbagai teknik dan model pembelajaran mutakhir. Penyegaran itu lebih diorientasikan pada kegiatan praktek atau penerapan teknik dan model, yang dapat menumbuhkan kreatifitas guru dalam mengembangkan pembelajaran yang bermakna, menarik, dan menyenangkan.
Makalah sederhana ini berupaya menyajikan beberapa model pembelajaran bahasa Arab yang dapat diterapkan pada satuan pendidikan MTs/SMP dan MA/SMA. Sajian ini juga  mengajak para guru untuk menelaah dan mendiskusikan kelebihan dan kelemahan model tersebut. Dengan demikian, diharapakan para guru dapat mengembangkan model-model dan menerapkan teknik-teknik pembelajaran yang relevan untuk pembelajaran bahasa Arab.
Model pembelajaran yang tersaji dalam makalah ini terbatas pada model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Pembelajaran Kooperatif,  Pembelajaran Langsung, dan Pembelajaran Berbasis Masalah. Karena terbatasnya waktu dan halaman makalah, contoh-contoh penerapan pendekatan dibatasi untuk model  Pembelajaran Kooperatif.  


CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

            Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan isi mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (Nur, 2001). 
            Pembelajaran kontekstual bertujuan membekali siswa dengan pengatahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan atau ditransfer dari satu permasalahan ke permasalahan yang lain dan dari satu konteks ke konteks lainnya (Depdiknas, 2002:4).
            Dalam penerapannya di kelas, CTL didasarkan pada 7 (tujuh) komponen utama yaitu (1) konstruktivisme (بنائي), (2) bertanya (تقديم سؤال), (3) inquiry (تحقيق), (4) komunitas belajar (جماعة متعلمة), (5) pemodelan (نماذج), (6) refleksi (انعكاس), dan (7) penilaian sebenarnya (تقييم حقيقي). Kegiatan yang tampak dalam pembelajaran dari setiap komponen tersebut dikemukakan berikut ini.
Radial Diagram
 













Gambar 1: Bagan Komponen Pembelajaran Kontekstual

Konstruktivisme
1.      Siswa membangun pemahaman sendiri dari pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pengalaman awal yang telah dimiliki.
2.      Pemahaman siswa yang mendalam dikembangkan melalui penglaman-pengalaman belajar yang bermakna.
3.      Belajar adalah proses pemaknaan informasi baru yang bisa berubah.
Bertanya
1.      Dengan pertanyaan, guru mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu.
2.      Guru menggunakan pertanyaan untuk mengarahkan dan membimbing siswa untuk memperoleh informasi.
3.      Guru memanfaatkan pertanyaan untuk menilai kemampuan berfikir kritis siswa.
4.      Pertanyaan digunakan oleh guru sebagai strategi agar siswa berani mengungkap-kan kemampuan memberi jawaban atau informasi.

Inquiri
1.      Pembelajaran diawali dengan kegiatan pengamatan dalam rangka memahami suatu konsep atau fenomena
2.      Siswa melakukan langkah-langkah yang terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya, menganalisis dan merumuskan teori, baik secara individu maupan bersama-sama dengan teman.
3.      Siswa didorong untuk mengembangkan dan sekaligus menggunakan keterampilan berfikir kritis.

Komunitas Belajar
1.      Siswa berbicara dan berbagi pengalaman dengan siswa/orang lain.
2.      Siswa bekerjasama dengan temannya untuk rnenciptakan pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan apabila dia belajar sendiri.
3.      Para siswa berdiskusi dan menggali informasi bersama tentang suatu objek.

Pemodelan
1.      Guru berfikir dan mengungkapkan gagasannya.
2.      Guru mendemonstrasikan bagaimana dia menginginkan para siswa untuk belajar.
3.      Guru melakukan apa yang dia inginkan agar siswa melakukan.

Refleksi
1.      Siswa berfikir tentang apa yang telah dipelajari.
2.      Siswa mengkaji dan merespon kejadian, kegiatan, dan pengalaman yang telah dialami.
3.      Siswa mencatat apa yang telah dipelajari dan bagaimana dia merasakan ide-ide baru yang diperoleh
4.      Siswa dapat mengimplementasikan refleksi dalam bentuk: jurnal, diskusi, maupan hasil karya.

Penilaian Otentik
1.      Guru menilai pengetahuan dan keterampilan siswa dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber.
2.      Penilaian guru mempersyaratkan penerapan pengetahuan atau pengalaman oleh siswa.
3.      Penilaian guru dapat dilakukan terhadap produk, kinerja, dan tugas-tugas siswa yang kontekstual dan relevan.
4.      Penilaian dilakukan tidak terbatas pada hasil/produk, tetapi juga pada proses.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF
            Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang saling membelajarkan antara berbagai sumber belajar.  Dalam pengertian ini, sumber belajar bagi siswa tidak terbatas pada guru dan buku ajar, tetapi juga teman sesama siswa (Nurhadi, 2004). 
            Pembelajaran Kooperatif memiliki berbagai elemen yang saling terkait, yaitu adanya (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka, (3) tanggungjawab individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (Abdurrahman & Bintoro, dalam Nurhadi, 2004).
            Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif dapat dilihat pada tabel berikut (Ibrahaim & Nur, 2000).

Tabel 1: Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Langkah
Peran Guru

1.   Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa


2.   Menyajikan informasi


3.   Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar

4.   Membimbing kelompok bekerja dan belajar

5.   Evaluasi



6.   Memberikan penghargaan


Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.


            Dalam implemantasinya, model pembelajaran kooperatif  memiliki berbagai variasi,  meskipun prinsip-prinsip dasarnya tetap atau tidak mengalami perubahan. Variasi tersebut tercermin dalam pendekatan  pembelajaran. Berikut dikemukakan  beberapa pendekatan tersebut.

Expert Group (فرقة خبراء)
Prosedur yang bisa ditempuh dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut.
1.      Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang anggotanya terdiri atas 5—6 siswa yang hiterogin. Setiap anggota diberi nomor.
2.      Semua anggota bernomor sama membentuk suatu grup ahli (فرقة خبراء).
3.      Bahan diskusi diberikan oleh guru. Siswa mendiskusikan bahan yang telah dibagi.  Setiap bagian bahan didiskusikan oleh group ahli (فرقة خبراء).
4.      Setelah diskusi selesai, setiap anggota grup ahli kembali ke induknya (فرقة أصلية).
5.      Setiap anggota di فرقة أصلية  menginformasikan hasil diskusi di فرقة خبراء
6.      Semua anggota فرقة أصلية melengkapi atau menyelesaikan tugas menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari فرقة خبراء
7.      Kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan guru melakukan evaluasi
8.      Guru bersama siswa melakukan refleksi

Ilustrasi yang menunjukkan kelompok asal dan kelompok ahli dapat dilihat pada bagan berikut.

فرقة أصلية





فرقة خبراء
Gambar 2: Kelompok Asal dan Kelompok Ahli

Contoh penerapan pendekatan ini dalam pembelajaran bahasa Arab dapat dilihat pada lempiran.

Think-Pair-Share (تفكيروتزويج وتوزيع)
Prosedur yang dapat ditempuh dalam penerapan prosedur  تفكيروتزويج وتوزيع ini adalah sebagai berikut.
1.      Langkah pertama: Berfikir  (تفكير). Guru mengajukan pertanyaan atau isu  mengenai suatu topik atau masalah dan siswa diberi waktu satu atau dua menit untuk berfikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.
2.      Langkah kedua: Berpasangan (تزويج). Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman di sebelahnya dan mendiskusikan dengan pasangannya itu apa yang dipikirkannya tadi. Interaksi antara dua siswa ini diharapkan menghasilkan jawaban atau ide bersama. Waktu untuk pasangan ini biasanya 4—5 menit.
3.      Langkah ketiga: Berbagi (توزيع). Guru meminta semua pasangan untuk saling berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan.
Catatan: Sebagai variasi, setelah langkah kedua dilakukan, guru dapat meminta pasangan tersebut untuk bergabung dengan pasangan lain untuk menyelesaikan tugas. Karena kerja sama antar 4 (empat) siswa dengan membentuk 4 (empat) sudut tersebut, pendekatan ini disebut Think-Pair-Square (تفكير وتزويج ومربع)
Contoh penerapan pendekatan ini dalam pembelajaran bahasa Arab dapat dilihat pada lempiran.


Numbered Heads Together (رؤوس مرقمة)
Prosedur yang dapat ditempuh dalam penerapan prosedur رؤوس مرقمة ini adalah sebagai berikut.
1.      Langkah pertama: Penomoran (ترقيم). Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3—5 orang dan memberi mereka nomor.
2.      Langkah kedua: Pengajuan pertanyaan (تقديم سؤال). Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
3.      Langkah ketiga: Berfikir bersama (تفكير). Siswa menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan dan yakin bahwa tiap anggota mengetahui jawaban itu.
4.      Langkah keempat: Menjawab (إجابة). Guru menyebut satu nomor. Siswa dari setiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

PEMBELAJARAN LANGSUNG
Pembelajaran Langsung adalah model pembelajaran yang menghendaki  guru memberikan informasi latar belakang, mendemonstrasikan keterampilan yang sedang diajarkan, dan menyediakan waktu bagi siswa untuk latihan keterampilan tersebut dan menerima umpan balik tentang bagaimana latihan keterampilan itu dilakukan (Nur, 2004).
Langkah-langkah pembelajaran langsung tersebut dapat diringkas sebagai berikut.

Tabel 2: Langkah-langkah Pembelajaran Langsung
Langkah-langkah
Peran Guru

1.   Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa


2.   Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan

3.   Membimbing pelatihan

4.   Mengecek pemahaman dan memberi umpan balik


5.   Memberi kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan


Guru menjelaskan tujuan, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar

Guru mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi setahap demi setahap


Guru memberikan pelatihan awal

Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari 


PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
            Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan perpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi (Nur, 2004).
Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai berikut.

Tabel 3: Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Langkah
Peran Guru

1.      Orientasi siswa kepada masalah



2.      Mengorganisasi siswa untuk belajar


3.      Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok


4.      Mengembangkan dan menyajikan hasil karya



5.      Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivsi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan kejelasan dan pemecahan masalah.

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video, dan model, serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi  atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
CIRI-CIRI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB YANG PRODUKTIF
            Untuk dapat menerapkan berbagai model pembelajaran yang telah dikemukakan di atas, khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab, perlu kiranya diperhatikan ciri-ciri pembelajaran bahasa Arab yang produktif  berikut ini.

a.      Lebih Banyak Latihan Berbahasa Nyata
      Latihan-latihan yang ada dalam pembelajaran bahasa Arab berbentuk latihan-latihan yang bermakna, fungsional, kontekstual, dan akrab dengan kehidupan nyata siswa.

b.      Pembelajaran Tatabahasa Tidak Berdiri Sendiri
      Selama ini, pelajaran tatabahasa (nahwu dan sarf) cenderung menjadi kendala pembelajaran bahasa Arab. Hal itu antara lain karena tatabahasa tersebut berdiri sendiri sebagai pelajaran bahasa Arab. Oleh karena itu, agar pembelajaran bisa produktif, pembelajaran tatabahasa diintegrasikan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa. Ini bisa diartikan bahwa tatabahasa diberikan untuk membetulkan kesalahan-kesalahan berbahasa siswa.

c.       Keterampilan Berbahasa Nyata Menjadi Tujuan Utama
      Dengan tujuan seperti itu, pembelajaran bahasa Arab dikembalikan pada kedudukan dan fungsi bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi. Sehingga yang tampak dalam pembelajaran adalah melatih siswa mendengarkan, membaca, menulis, berbicara, dan menghindari pembelajaran yang terfokus pada tatabahasa.

d.      Membaca Sebagai Alat Untuk Belajar
      Tujuan membaca sebebarnya adalah agar orang bisa belajar banyak hal. Membaca adalah alat untuk belajar. Oleh karena itu, dalam pembelajaran membaca, diupayakan agar siswa dengan membaca tersebut bisa belajar banyak tentang ilmu pengetahuan. Bukan sekedar belajar membaca untuk bisa membaca.



e.       Menulis Sebagai Alat Berekspresi
      Dalam pembelajaran menulis, siswa banyak dilatih untuk mengekspresikan dan menyampaikan gagasannya. Pembelajaran menulis ini umumnya dianggap relatif sulit oleh siswa. Oleh karena itu guru perlu menerapkan berbagai teknik pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk gemar menulis.

f.       Kelas Adalah Tempat  Berlatih Berbahasa
      Salah satu ciri pembelajaran bahasa Arab yang produktif adalah apabila kelas dipenuhi dengan celoteh siswa dalam bahasa Arab. Kelas “riuh” dan “gaduh” oleh “teriakan” siswa dalam bahasa Arab. Dinding-dinding kelas penuh oleh tempelan kertas yang berisi ekspresi diri siswa dalam bahasa Arab.


PENUTUP
Apa yang telah disajikan dalam makalah ini merupakan sebagian kecil dari berbagai model pembelajaran bahasa Arab yang sering dipakai di madrasah/sekolah yang sudah maju. Selain model pembelajaran yang sudah disajikan itu, masih banyak model dan teknik lain yang dapat dikembangkan sendiri oleh guru berdasarkan teori dan pendekatan yang ada.
Diharapkan para guru dapat mengembangkan dan menerapkan model-model pembelajaran tersebut dalam kegiatan pembelajaran di masdrasah/sekolah. Kreativitas dan motivasi yang tingi akan dapat membantu guru melaksanakan pembelajaran dengan baik. Semoga.


 PUSTAKA RUJUKAN

Depdiknas, 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Effendy, Ahmad Fuad. 2001. Peta Pengajaran Bahasa Arab di Indonesia. Bahasa dan Seni Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya. Tahun 29, Edisi Khusus, Oktober 2001.
Kasihani dan Astini. 2001. Contextual Teaching and Learning dalam Pembelajaran
Bahasa Inggris. Makalah Pelatihan Calon Pelatih Guru SLTP, Juni 2001.
Muhaiban. 2001. Problematika Pengajaran Bahasa Arab di SMU dan Pemecahannya. Makalah Seminar Pengajaran Bahasa Arab Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra UM, Oktober 2001.    
Nur, Muhammad. 2001. Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual. Makalah
Pelatihan TOT Guru Mata Pelajaran SLTP dan MTs, Juni 2001.
Nufus, Fitrotin.2000. Penerapan Pendekatan Komunikatif Dalam Pengajaran
Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) Se Kabupaten Gresik Tahun 1999-2000. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.





Lampiran-lampiran

1. Contoh penerapan pendekatan Expert Group (فرقة خبراء) dalam pembelajaran bahasa
     Arab.

Materi             : القراءة/الكتابة
Tema              : المهنة
Tugas              :                                                    
1ـ اقرأ النص جيدا!
2ـ أخرج الفكرة الرأسية من الفقرة واكتبها!
3ـ اكتب كلمة المفتاح التي تدل على الفكرة الرأسية!                                                               4ـ ما المضمون العام من النص؟ اكتبه بلغتك!
Materi Bacaan           
              
اََلْمِهْنَةُ
          هَلْ تَسْتَطِيْعُ أَنْ تَبْنِيَ بَيْتَكَ ِبمُفْرَدِكَ؟ وَهَلْ تَسْتَطِيْعُ أَنْ تَزْرَعَ أَرْضَكَ بِدُوْنِ مُسَاعَدَةٍ مِنْ غَيْرِكَ؟ وَهَلْ ُيمْكِنُكَ أَنْ تُصْلِحَ دَرَّاجَتَكَ اْلبُخَارِيَّةَ المُعَطَّلَة؟
          إِنَّكَ سَتَبْحَثُ عَنْ شَخْصٍ يَعْمَلُ لَكَ مَا تُرِيْدُهُ وَيَتْعَبُ كَثِيْرًا مِنْ أَجْلِكَ. ذَلِكَ الشَّخْصُ هُوَ اْلعَامِلُ الَّذِي يُؤَدِّي لَكَ خَدَمَاتٍ مُتَنَوِّعَةً مِثْلُ الْبَنَّاءِ وَّالنَّجَّارِ وَاْلحَدَّادِ وَالْخَيَّاطِ وَاْلبُسْتَانِيُّ وَمَا إِلىَ ذَلِكَ.
          يَجِبُ عَلَيْنَا أَنْ نَحْتَرِمَ اْلعَامِلَ وَأَنْ نَدْفَعَ لَهُ أُجْرَتَهُ كَامِلاً بَعْدَمَا انْتَهَى مِنْ عَمَلِهِ بِلَحْظَةٍ. كَمَا يَجِبُ عَلَيْنَا أَنْ نَشْكُرَهُ عَلَى جُهْدِهِ وَإِخْلاَصِهِ فِي اْلعَمَلِ.

Langkah-langkah pembelajaran
1.      Guru membagi kelas menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 5—6 siswa yang hiterogin.
2.      Siswa berkumpul dalam kelompoknya (فرقة أصلية) dan guru memberi nomor pada setiap anggota kelompok.
3.      Guru membagikan bahan dan menjelaskan tugas yang harus dikerjakan oleh kelompok (فرقة أصلية)
4.      Guru membentuk grup ahli  (فرقة الخبراء) dengan mengelompokkan anggota  yang bernomor sama dari 3 kelompok yang ada.
5.      Guru menjelaskan tugas فرقة الخبراء, misalnya: grup ahli yang bernomor 1 mendiskusikan paragraph 1, yang bernomor 2 mendiskusikan paragraph 2. Demikian seterusnya.
6.      Group ahli (فرقة الخبراء) melaksanakan tugas yang telah diberikan.
7.      Setelah tugas selesai dikerjakan, setiap anggota grup ahli kembali ke induknya (فرقة أصلية).
8.      Setiap anggotaفرقة أصلية  menginformasikan hasil diskusi dari  فرقة الخبراء
9.      Semua anggota فرقة أصلية melengkapi atau menyelesaikan tugas menggunakan informasi yang diperoleh dari فرقة الخبراء.



2. Contoh penerapan pendekatan Think-Pair-Share (تفكيروتزويج وتوزيع) dalam  
     pembelajaran bahasa Arab.

Keterampilan : الكلام/الكتابة
Tema              :  التعارف
Tugas               
1ـ فكّر في التعابير التي تستعملها لمعرفة سيرة أخيك الذاتية في التعارف
2ـ اسأل زميلك المجاور عن سيرته الذاتية من اسم كامل ومدينة أوبلاد جاء منهما ومهنته وهوايته وعنوانه
    الحالي وهكذا.
3ـ اكتب نتيجة المقابلة بلغتك
4ـ قل لزملاء فصلك عما تعرفه عنه
Catatan Wawancara

مَعْلُوْمَاتُ التَّلاَمِيْذ الشَّخْصِيَّة
نُمْرَة
اَلاِسْم
اَلْمَدِيْنَة/الْبِلاَد
اَلْمِهْنَة
اَلْهِوَايَة
العنوان الحالي
1





2





3






Laporan Hasil Wawancara

 
 
  

Materi

اَلطَّالِب (ا)                                                الطَّالِب (بـ)

1ـ السَّلام عليكم!                                        1ـ _____

2ـ اِسْمِي ____ وَمَا اسْمُـ.___؟                     2ـ اِسْمـ ___
3ـ مِنْ أَيْنَ ___                                         3- ___ مِنْ ___ وَ___  مِنْ ___
4ـ ___ مهنتك؟                                        4- أنا ___ و ___ مهنتك؟
5- أنا _____                                          5- و ____ هوايتك؟
6- أنا أحب ____، و ___ هوايتك؟               6- أنا _____
7ـ أين ____الآن؟                                     7- ___ في ___. و___ عنوانك؟                
8- شارع___ رقم ____   
Langkah pembelajaran
1.      Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai cara berkenalan atau memperkenalkan diri kepada orang lain. Siswa diberi waktu dua menit untuk berfikir  mengenai cara berkenalan atau memperkenalkan diri.
2.      Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman di sebelahnya dan mendiskusikan dengan pasangannya itu apa yang dipikirkannya tadi. Kemudian mereka berdialog atau melakukan “wawancara” perkenalan. Kemudian menuliskan hasil wawancara tersebut. Waktu untuk mereka 5 menit.
3.      Guru meminta semua pasangan untuk melaporkan secara lisan kepada kelas hasil wawancaranya, dan menyerahkan laporan tertulis kepadanya.
4.      Guru mengamati pelaporan secara lisan dan melakukan evaluasi.
5.      Guru dan siswa melakukan refleksi


3. Contoh penerapan pendekatan Numbered Heads Together (رؤوس مرقمة) dalam
     pembelajaran.

Keterampilanالاستماع/الكتابة
Tema              :  إندونيسيا مسقط رأسي
Tugas              :  
1ـ استمع النشيد جيدا واكتب ما سمعته من المفردات!
2ـ أجب عن الأسئلة الآتية بضوء ما فهمت من النشيد!
-    ما هي إندونيسيا؟
-    لماذا تسمى إندونيسيا بميراثك الخالد الجليل؟
-    متى حمدها شتى شعبها؟
-    أين نشأت؟
-    متى تحتمي فيها؟
-    ماالموضوع المناسب لهذا النشيد على رأيك.
3ـ اكتب شعرا قصيرا من خمسة أسطر مستعينا بالنشيد المذكور!

Materi            
Lagu Indonesia Tanah Air Beta versi bahasa Arab pada CD Rekaman Lagu Anak Indonesia Berbahasa Arab oleh Muhaiban, JSA FS UM.

Langkah pembelajaran
1.      Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3—5 orang dan memberi mereka nomor.
2.      Guru menjelaskan tugas yang harus dilakukan oleh kelompok dan anggota kelompok
3.      Guru memperdengarkan lagu dan semua anggta kelompok menyimak
4.      Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa.
5.      Angota kelompok menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan dan yakin bahwa setiap anggota mengetahui jawaban itu.
6.      Guru menyebut satu nomor. Siswa dari setiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
7.      Siswa mengemukakan jawaban dan guru mengevaluasi, menilai jawaban, dan memberi penghargaan kepada siswa yang menjawab dengan benar.
8.      (Apabila dilanjutkan dengan menulis, guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk menuliskan puisi kecil. Setiap kelompok satu puisi. Sebelum refleksi, guru meminta beberapa kelompok untuk membacakan puisinya atau menempelkannya di dinding kelas).
9.      Guru melakukan refleksi


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar