Jumat, 29 Juli 2016

e-Learning

E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

1. PENGERTIAN E-LEARNING
            Menurut Purbo (Alim Bahri.blogspot.com), istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. Definisi e-learning sendiri, menurutnya, sangat luas. Bahkan sebuah portal yang menyediakan informasi tentang suatu topikpun dapat tercakup dalam lingkup e-learning ini. Namun, istilah e-learning lebih tepat dikatakan sebagai usaha untuk membuat sebuah tranformasi proses belajar mengajar yang ada di sekolah/kampus ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.
            E-learning juga dinyatakan sebagai suatu proses pendidikan, atau lebih spesifik, proses pembelajaran atau proses pelatihan yang materi pembelajarannya telah disusun dan disajikan secara online melalui jaringan internet (AEN, 2004).


Dikatakan juga bahwa e-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau internet. E-learning memungkinkan pebelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet. Distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pebelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada (e-learning gunadarma html).

Sementara itu, dalam Ensiklopedia Bebas Wikipedia.com disebutkan bahwa sistem Electronic learning (disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau siswa/mahasiswa) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru/dosen secara langsung, tetapi proses belajar dapat dilakukan di manapun, selama e-learning bisa diakses dari tempat itu. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau institusi pendidikan.

E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.

Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh contents writer, designer e-learning dan pemrogram komputer.
Dari uraian di atas dapat difahami bahwa e-learning pada dasarnya adalah salah satu system pembelajaran berbasis computer dan/atau internet dengan materi pembelajaran yang dapat diakses secara mandiri dan online dari tempat dan pada waktu yang relatif tidak terbatas.

2. PENTINGNYA E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN
    a. Ekonomis
E-learning penting untuk dilakukan, karena melalui pemanfaatan e-learning dapat diperoleh beberapa keuntungan yang cukup besar. Keuntungan yang paling nyata adalah keuntungan secara finansial. Keuntungan ini diperoleh dari berkurangnya biaya yang diperlukan untuk mengimplementasikan sistem secara keseluruhan jika dibandingkan dengan biaya untuk mendirikan bangunan kampus beserta seluruh perangkatnya. Dengan adanya e-learning, lembaga pendidikan dapat menekan biaya pengadaan gedung, transportasi dosen, makan siang, maupun peralatan kelas seperti papan tulis, proyektor, dan alat tulis.
Mahasiswa juga mendapat keuntungan dengan adanya e-learning dalam hal jarak dan biaya transportasi. Biaya yang diperlukan untuk mengikuti kuliah konvensional, misalnya transportasi, buku-buku, biaya foto kopy, dan sebagainya dapat dikurangi, digantikan dengan biaya akses internet yang relatif murah.
    b. Efektif
            E-learning dapat menghapus perbedaan kemampuan dan metode pengajaran yang diterapkan dosen. Perkuliahan e-learning selalu memiliki standar yang sama setiap kali diakses dan tidak tergantung suasana hati dosen ketika mengajar. E-learning juga dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing mahasiswa, karena mereka dapat mengatur sendiri kecepatan perkuliahan yang diikuti. E-learning yang dirancang dengan course outline yang mutakhir membuat mahasiswa lebih mengerti isi perkuliahan.
Di samping itu, mahasiswa bisa melihat secara online materi yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi. Interaksi juga bisa dilakukan dengan pengajar, instruktur, atau nara sumber lain dan juga dengan sesama mahasiswa dengan efektif. Melalui e-learning,  mahasiswa juga dapat melihat nilai serta peringkatnya berdasarkan nilai tugas ataupun test yang diperoleh, tanpa harus bertemu dosen yang kadang sulit ditemui.

c. Efisien
E-learning perlu dilakukan karena penyebaran pendidikan konvensional dibatasi oleh ruang dan waktu. Sementara, pendidikan digital atau e-learning dapat dilaksanakan melintasi batas ruang dan waktu. Mahasiswa tidak perlu berfikir jarak tempuh antara tempat tinggal dan tempat kuliahnya, karena dengan personal computer maupun laptop yang terhubung dengan internet, perkuliahan dapat dilakukan di mana saja. Dari sisi waktu, perkuliahan dapat dilakukan kapan saja tanpa terikat jadwal kuliah. Dengan e-learning distribusi materi kuliah juga dapat dilakukan secara cepat meskipun peserta kuliah berada di tempat yang jauh dari kampus maupun dari tempat dosen penyaji materi. Perubahan materi kuliahpun bisa dilakukan cukup dengan mengubah (update) data di server e-learning dan pada saat itu juga materi dapat diakses di tempat lain.

           


3. KETERBATASAN PEMANFAATAN E-LEARNING
a. Jaringan
Untuk dapat mengakses e-learning di internet diperlukan jaringan. Sampai saat ini jaringan yang ada masih terbatas, belum merata ke setiap tempat. Belum semua kampus memiliki hotspot yang representatif. Kalaupun sudah terpasang hotspot, umumnya bandwidth (jangkaun frekuensi saluran transmisi) nya masih relatif terbatas, sehingga akses internet sangat lambat. Hal tersebut menyebabkan akses internet belum bisa dilakukan secara masal.

b. Aksesibilitas          
Di antara permasalahan e-learning adalah keterbatasan akses internet serta masih kurangnya pemahaman masyarakat akan akses internet. Hal ini dapat dilihat dari masih belum meluasnya budaya berinternet di semua lapisan masyarakat. Namun, munculnya warnet-warnet dan pemasyarakatan internet di kampus dengan adanya Internet Student Centre diharapkan dapat menyelesaikan persoalan ini. Beberapa kampus yang kreatif, telah dapat ”menggratiskan” biaya akses internet bagi semua sivitas akademikanya.

c. Kemampuan SDM
            Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemanfaatan internet untuk pendidikan secara terprogram masih relatif kecil. Hal tersebut disebabkan antara lain oleh masih terbatasnya SDM yang memiliki kemampuan dan kompetensi di bidang komputer dan internet. Sosialisasi pentingnya internet untuk pendidikan melalui pelatihan dan workshop yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan merupakan jawaban dari permasalahan ini.

4. PERANCANGAN E-LEARNING
Untuk membuat materi pembelajaran dan pelatihan yang disajikan secara online dapat lebih efektif, pengembang mula-mula harus menetapkan produk dan tujuan belajar. Tekanan utama dalam kegiatan pembelajaran adalah “menginstruksi peserta belajar” (Patsula, 1999)
Kegiatan perancangan disain dan implementasi yang berkaitan dengan e-learning
meliputi hal-hal berikut.
a. Analisis kebutuhan sumber daya yang diperlukan dalam mendisain dan membangun e-learning.

      Perlu dipikirkan apakah untuk membangun jaringan e-learning ini perlu didatangkan ahli multi media dan ahli teknologi pembelajaran untuk “membuat” program e-learning. Ataukah cukup melatih para dosen agar mereka bisa membuat web pembelajaran sendiri.

b. Fitur-fitur yang diperlukan dalam mengimplementasikan e-learning pada proses       pembelajaran mandiri.

      Pengembang e-learning sejak awal sudah harus merancang fitur-fitur dan menu-menu yang akan ditampilkan dalam e-learning. Fitur dan menú tersebut disesuaikan dengan karakteristik setiap materi pembelajaran yang disajikan. Pada dasarnya pengembang atau pembuat e-learning bebas membuat fitur ataupun menú. Menu-menu yang biasanya ditampilkan di halaman depan program e-learning antara lain: home, contact us, FAQ, profil, info/event, polling, dan e-learning (bisa juga dinamai “perkuliahan” atau yang lain). Sedangkan fiturnya disesuaikan degan materi pembelajaran. Untuk materi pembelajaran bahasa Arab, fitur yang bisa ditampilkan misalnya: kitabah, dengan cotent: wasf, kaifiyatul wasf, wasf insan, wasf makan dan sebagainya.  

c.   Pemilihan perangkat lunak e-learning yang open source.
      Saat ini telah banyak tersedia perangkat lunak untuk pembuatan e-learning, baik yang dapat dimanfaatkan secara gratis (open source) maupun harus “membayar”. Masing-masing perangkat lunak tersebut memiliki karakteristik dan keistimewaan yang dapat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Perangkat lunak yang disebut dengan istilah tools itu saat ini telah banyak tersedia, misalnya Microsoft Word dengan fasilitas Web-page-nya, Front Page, Word Press, Joomla, dan Makro Media Dream Weaver.

d.   Melakukan uji coba perangkat lunak program e-learning yang dihasilkan
      Uji coba perlu dilakukan untuk mengetahui kelayakan pemanfaatan e-learning yang telah dihasilkan. Dengan uji coba ini dapat diketahui tingkat kelayakan, keberterimaan, kemenarikan, dan kemudahan operasional (user friendly).

e.   Melakukan validasi e-learning
      Validasi e-learning ini dilakukan pada tenaga ahli di bidang rekayasa perangkat  lunak dan multimedia serta ahli-ahli di bidang pendidikan teknologi dan kejuruan.

Berdasarkan berbagai pertimbangan dalam pemilihan perangkat lunak aplikasi untuk e-learning, terdapat beberapa kriteria yang telah dikemukakan di atas. Untuk itu dapat dipilih salah satu perangkat lunak e-learning yang open source. Salah satunya dapat menggunakan perangkat lunak Moodle.
Pemilihan perangkat lunak moodle didasari atas pertimbangan bahwa (a) perangkat moodle merupakan perangkat lunak yang open source, (b) tidak terikat dengan royalti dan kepemilikan, (c) dapat dikonfigurasi ulang sesuai dengan analisis kebutuhan, dan (d) mendapat dukungan komunitas sesama pengguna perangkat lunak open source.

5.      TEKNOLOGI DAN LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN E-LEARNING
Dalam Joko Supriyono.blogspot.com dikemukakan teknologi dan langkah-langkah pembuatan e-learning. Dikemukakan bahwa terminologi teknologi pendukung e-learning dimaksudkan sebagai teknologi yang dapat digunakan untuk membuat dan mengembangkan e-learning. Teknologi di sini juga dimaknai sebagai perangkat lunak (software). Teknologi pendukung e-learning dapat dibedakan menjadi teknologi off-line dan on-line. Teknologi off-line adalah teknologi yang digunakan dan memungkinkan pengembang e-learning meng-create e-learning dan disajikan secara off-line.
Seseorang yang akan membuat atau mengembangkan e-learning  minimal harus menguasai satu tools yang telah disebutkan. Kemudian, ketika pengembang telah menyelesaikan proses off-line, maka sajian e-learning tersebut harus di-up-load ke alamat yang sebelumnya telah disediakan oleh pengembang. Proses ini adalah proses on-line. Dalam proses ini pengembang memerlukan teknologi on-line. Teknologi on-line adalah teknologi yang digunakan dan memungkinkan pengembang menyajikan materi pembelajaran secara on-line. Dengan demikian, sajian materi pembelajaran dapat diakses oleh siapa saja yang tertarik.
Tools yang digunakan adalah jaringan internet dan up-loader. Fungsi up-loader ialah mengirim dan menyimpan materi pembelajaran yang telah di-create dan dikembangkan ke suatu alamat tertentu yang telah disiapkan sebelumnya. Alamat ini disebut Home-page. Home-page dapat di-create dari suatu server pribadi atau dari fasilitas gratis yang banyak tersedia di internet. Disarankan agar Up-loader yang digunakan adalah fasilitas up-loader yang telah tersedia di internet khususnya yang menyediakan free home-page. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari dialog teknis yang seringkali sulit dipahami oleh pengembang e-learning.

6.  IMPLEMENTASI E-LEARNING
            Untuk mewujudkan program e-learning dibutuhkan waktu yang relatif panjang. Dalam satu sesi workshop yang terbatas 2 (dua) jam ini tidak mungkin dihasilkan misalnya sebuah web pembelajaran. Diperlukan program workshop yang dikhususkan untuk mengembangkan atau membuat web pembelajaran atau e-learning, dengan waktu yang relatif panjang.
            Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, dalam rangka implementasi teori yang sudah dikemukakan, para peserta workshop diminta membuat rancangan e-learning untuk matakuliah yang saat ini diampu.  
Untuk memudahkan perancangan, berikut dikemukakan contoh halaman muka sebuah web yang dirancang untuk pembelajaran, dan contoh pengkategorian content.






Gambar 1: Gambar halaman depan web pembelajaran/e-learning





Contoh pengkategorian content e-learning
ISI WEB MADRASATUL LUGHAH AL-ARABIYYAH (MLA)

No.
Section
Category
Content Items
1
Bahan Kuliah
Kitabah I
Wasf
Kitabatur Risalah Al-Fardiyyah
Kitabatul Mudzakirat
Kitabah II
Kitabatut Talkhis
Kitabut Taqrir
Kitabatut Takhthith
Kitabatur Risalah Al-Idariyyah
Kitabatul Maqal
Al-Maqalah lid Dauriyyat
Al-Maqlah lin Nadawat
Taqdimul Maqalah fin Nadwah
Permainan, Lagu, dan Cerita (PLC)
Karakteristik Anak Usia TK/TPQ
Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak
Lagu dan Puisi untuk Pembelajaran Bahasa Arab
Permainan Bahasa
Cerita untuk pembelajaran bahasa Arab
2
Artikel Jurnal
Nasional
CTL dalam Pembelajaran Bahasa Arab di SMA/MA
Pembelajaran Bahasa Arab di Malang Raya
Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak
Inernasional
Daurul Lughah Al-Arabiyyah
Al-`Arabiyyah fi Indunisiya
3
Makalah
Pelatihan
Teka-teki Silang
Kartu dalam Pembelajaran
Puisi dan Lagu dalam Pembelajaran
Seminar
CTL dalam Pembelajaran Bahasa Arab di SMA/MA
4
Karya Monumental
Kumpulan Cerpen Berbahasa Arab
Al-Hubbul Maktum
Buku Teks
Bahasa Arab SMA/MA
Bahasa Arab MTs
Bahasa Arab Qur`aniy
Al-Qalam
Kumpulan Lagu Anak Berbahasa Arab
Tarnimatul Athfal
Merchandise Arab
Kaos, sticker
5
Tentang Aku
Curriculum Vitae
CV

Gambar 2: Tabel isi web pembelajaran dengan program Joomla!

Tugas kelompok.
1.  Pilihlah salah satu materi dari mata kuliah yang Saudara ampu, kemudian buatlah kategori-kategori untuk saudara masukkan dalam fitur e-learning Saudara, sekaligus dengan contentnya.
2.  Rancanglah fitur yang akan Saudara tampilkan pada halaman muka beserta content yang akan Saudara masukkan di dalamnya.
3.   Presentasikan hasil kerja Saudara di depan peserta workshop.

PUSTAKA ACUAN

Anderson, R.H. 1983. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran.
Jakarta: Universitas Terbuka dan Pusat Antar Universitas, Universitas Terbuka.

Asia e-Learning Network (AEN). 2004. What is e-Learning?.http://www.asia-
elearning.net/content/eaboutEL/index.html.Diunduh: 10 Juli  2009.

Patsula, Peter J. 1999. Applying Learning Theories to Online Instructional
Design. http://www.patsula.com/usefo/webbasedlearning/tutorial1/learning
theories_full_version.html. Diunduh 10 Juli 2009.

Bahri,  Alim. 2009. E-Learning untuk sebuah Media Pengajaran.

html.http://alim-bahri.blogspot.com. Diunduh 12 Juli 2009.

 

Supriyono, Joko. E-Learning Sebagai Alternatif Untuk Pengembangan
Proses Dan Media Pembelajaran. Html.http;//www.joko supriyono.blogspot.com. Diunduh 12 Juli 2009.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar