E-LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
1. PENGERTIAN E-LEARNING
Menurut Purbo (Alim Bahri.blogspot.com), istilah e-learning
dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan
di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. Definisi e-learning
sendiri, menurutnya, sangat luas. Bahkan sebuah portal yang menyediakan
informasi tentang suatu topikpun dapat tercakup dalam lingkup e-learning
ini. Namun, istilah e-learning lebih tepat dikatakan sebagai usaha untuk
membuat sebuah tranformasi proses belajar mengajar yang ada di sekolah/kampus
ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.
E-learning
juga dinyatakan sebagai suatu proses pendidikan, atau lebih spesifik, proses
pembelajaran atau proses pelatihan yang materi pembelajarannya telah disusun
dan disajikan secara online melalui jaringan internet (AEN, 2004).
Dikatakan juga bahwa e-learning adalah
pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang memanfaatkan
teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau internet. E-learning
memungkinkan pebelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka
masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di
kelas. E-learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk
pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di
jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-learning tidak harus
didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun
internet. Distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun
termasuk pola e-learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar
dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya
pebelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia
berada (e-learning gunadarma html).
Sementara itu, dalam Ensiklopedia
Bebas Wikipedia.com disebutkan bahwa sistem Electronic learning (disingkat
E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning
merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau siswa/mahasiswa)
tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas
untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru/dosen
secara langsung, tetapi proses belajar dapat dilakukan di manapun, selama e-learning
bisa diakses dari tempat itu. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal
target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus
dikeluarkan oleh sebuah program
studi atau institusi pendidikan.
E-learning mempermudah
interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan
dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling
berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang. Dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dalam e-learning,
faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan
tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh contents
writer, designer e-learning dan pemrogram komputer.
Dari
uraian di atas dapat difahami bahwa e-learning pada dasarnya adalah salah
satu system pembelajaran berbasis computer dan/atau internet dengan materi
pembelajaran yang dapat diakses secara mandiri dan online dari tempat
dan pada waktu yang relatif tidak terbatas.
2. PENTINGNYA E-LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN
a. Ekonomis
E-learning penting untuk dilakukan, karena melalui
pemanfaatan e-learning dapat diperoleh beberapa keuntungan yang cukup
besar. Keuntungan yang paling nyata adalah keuntungan secara finansial.
Keuntungan ini diperoleh dari berkurangnya biaya yang diperlukan untuk
mengimplementasikan sistem secara keseluruhan jika dibandingkan dengan biaya
untuk mendirikan bangunan kampus beserta seluruh perangkatnya. Dengan adanya e-learning,
lembaga pendidikan dapat menekan biaya pengadaan gedung, transportasi dosen,
makan siang, maupun peralatan kelas seperti papan tulis, proyektor, dan alat
tulis.
Mahasiswa juga mendapat keuntungan dengan adanya e-learning
dalam hal jarak dan biaya transportasi. Biaya yang diperlukan untuk mengikuti
kuliah konvensional, misalnya transportasi, buku-buku, biaya foto kopy, dan
sebagainya dapat dikurangi, digantikan dengan biaya akses internet yang relatif
murah.
b. Efektif
E-learning
dapat menghapus perbedaan kemampuan dan metode pengajaran yang diterapkan
dosen. Perkuliahan e-learning selalu memiliki standar yang sama setiap
kali diakses dan tidak tergantung suasana hati dosen ketika mengajar. E-learning
juga dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing mahasiswa, karena
mereka dapat mengatur sendiri kecepatan perkuliahan yang diikuti. E-learning
yang dirancang dengan course outline yang mutakhir membuat mahasiswa
lebih mengerti isi perkuliahan.
Di samping itu, mahasiswa bisa melihat secara online materi yang
ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan,
serta melihat jadwal diskusi. Interaksi juga bisa dilakukan dengan pengajar,
instruktur, atau nara sumber lain dan juga dengan sesama mahasiswa dengan
efektif. Melalui e-learning, mahasiswa
juga dapat melihat nilai serta peringkatnya berdasarkan nilai tugas ataupun
test yang diperoleh, tanpa harus bertemu dosen yang kadang sulit ditemui.
c. Efisien
E-learning perlu dilakukan karena penyebaran
pendidikan konvensional dibatasi oleh ruang dan waktu. Sementara, pendidikan
digital atau e-learning dapat dilaksanakan melintasi batas ruang dan
waktu. Mahasiswa tidak perlu berfikir jarak tempuh antara tempat tinggal dan
tempat kuliahnya, karena dengan personal computer maupun laptop
yang terhubung dengan internet, perkuliahan dapat dilakukan di mana saja. Dari sisi waktu, perkuliahan
dapat dilakukan kapan saja tanpa terikat jadwal kuliah. Dengan e-learning distribusi
materi kuliah juga dapat dilakukan secara cepat meskipun peserta kuliah berada
di tempat yang jauh dari kampus maupun dari tempat dosen penyaji materi.
Perubahan materi kuliahpun bisa dilakukan cukup dengan mengubah (update)
data di server e-learning dan pada saat itu juga materi dapat
diakses di tempat lain.
3. KETERBATASAN
PEMANFAATAN E-LEARNING
a. Jaringan
Untuk dapat mengakses e-learning di internet
diperlukan jaringan. Sampai saat ini jaringan yang ada masih terbatas, belum
merata ke setiap tempat. Belum semua kampus memiliki hotspot yang
representatif. Kalaupun sudah terpasang hotspot, umumnya bandwidth
(jangkaun frekuensi saluran transmisi) nya masih relatif terbatas, sehingga
akses internet sangat lambat. Hal tersebut menyebabkan akses internet belum bisa
dilakukan secara masal.
b. Aksesibilitas
Di antara permasalahan e-learning adalah
keterbatasan akses internet serta masih kurangnya pemahaman masyarakat akan
akses internet. Hal ini dapat dilihat dari masih belum meluasnya budaya
berinternet di semua lapisan masyarakat. Namun, munculnya warnet-warnet dan
pemasyarakatan internet di kampus dengan adanya Internet Student Centre
diharapkan dapat menyelesaikan persoalan ini. Beberapa kampus yang kreatif, telah
dapat ”menggratiskan” biaya akses internet bagi semua sivitas akademikanya.
c. Kemampuan
SDM
Kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya pemanfaatan internet untuk pendidikan secara terprogram masih
relatif kecil. Hal tersebut disebabkan antara lain oleh masih terbatasnya SDM yang
memiliki kemampuan dan kompetensi di bidang komputer dan internet. Sosialisasi
pentingnya internet untuk pendidikan melalui pelatihan dan workshop yang
diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan merupakan jawaban dari
permasalahan ini.
4. PERANCANGAN E-LEARNING
Untuk membuat materi
pembelajaran dan pelatihan yang disajikan secara online dapat lebih
efektif, pengembang mula-mula harus menetapkan produk dan tujuan belajar.
Tekanan utama dalam kegiatan pembelajaran adalah “menginstruksi peserta
belajar” (Patsula, 1999)
Kegiatan perancangan disain
dan implementasi yang berkaitan dengan e-learning
meliputi hal-hal berikut.
a. Analisis kebutuhan
sumber daya yang diperlukan dalam mendisain dan membangun e-learning.
Perlu dipikirkan apakah untuk membangun jaringan
e-learning ini perlu didatangkan ahli multi media dan ahli teknologi
pembelajaran untuk “membuat” program e-learning. Ataukah cukup melatih para dosen agar mereka bisa
membuat web pembelajaran sendiri.
b. Fitur-fitur yang
diperlukan dalam mengimplementasikan e-learning pada proses pembelajaran mandiri.
Pengembang e-learning sejak awal
sudah harus merancang fitur-fitur dan menu-menu yang akan ditampilkan dalam
e-learning. Fitur dan menú tersebut disesuaikan dengan
karakteristik setiap materi pembelajaran yang disajikan. Pada dasarnya
pengembang atau pembuat e-learning bebas membuat fitur ataupun menú. Menu-menu
yang biasanya ditampilkan di halaman depan program e-learning antara
lain: home, contact us, FAQ, profil, info/event, polling, dan e-learning
(bisa juga dinamai “perkuliahan” atau yang lain). Sedangkan fiturnya
disesuaikan degan materi pembelajaran. Untuk materi pembelajaran bahasa Arab, fitur
yang bisa ditampilkan misalnya: kitabah, dengan cotent: wasf,
kaifiyatul wasf, wasf insan, wasf makan dan sebagainya.
c. Pemilihan perangkat lunak e-learning yang open source.
Saat ini telah banyak
tersedia perangkat lunak untuk pembuatan e-learning, baik yang dapat
dimanfaatkan secara gratis (open source)
maupun harus “membayar”. Masing-masing perangkat lunak tersebut memiliki
karakteristik dan keistimewaan yang dapat disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran. Perangkat lunak yang disebut dengan istilah tools itu saat
ini telah banyak tersedia, misalnya Microsoft Word dengan fasilitas Web-page-nya,
Front Page, Word Press, Joomla, dan Makro Media Dream Weaver.
d. Melakukan uji coba perangkat lunak program e-learning
yang dihasilkan
Uji coba
perlu dilakukan untuk mengetahui kelayakan pemanfaatan e-learning yang telah
dihasilkan. Dengan uji coba ini
dapat diketahui tingkat kelayakan, keberterimaan, kemenarikan, dan kemudahan
operasional (user friendly).
e. Melakukan validasi e-learning
Validasi
e-learning ini dilakukan pada
tenaga ahli di bidang rekayasa perangkat lunak dan multimedia serta ahli-ahli di bidang
pendidikan teknologi dan kejuruan.
Berdasarkan berbagai pertimbangan dalam pemilihan perangkat lunak aplikasi
untuk e-learning, terdapat
beberapa kriteria yang telah dikemukakan di atas. Untuk itu dapat dipilih salah
satu perangkat lunak e-learning yang
open source. Salah satunya
dapat menggunakan perangkat lunak Moodle.
Pemilihan perangkat lunak moodle didasari atas pertimbangan bahwa (a) perangkat
moodle
merupakan perangkat lunak
yang open source, (b)
tidak terikat dengan royalti dan kepemilikan, (c) dapat dikonfigurasi ulang
sesuai dengan analisis kebutuhan, dan (d) mendapat dukungan komunitas sesama
pengguna perangkat lunak open source.
5.
TEKNOLOGI DAN LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN E-LEARNING
Dalam Joko Supriyono.blogspot.com
dikemukakan teknologi dan langkah-langkah pembuatan e-learning. Dikemukakan
bahwa terminologi teknologi pendukung e-learning dimaksudkan sebagai teknologi
yang dapat digunakan untuk membuat dan mengembangkan e-learning.
Teknologi di sini juga dimaknai sebagai perangkat lunak (software).
Teknologi pendukung e-learning dapat dibedakan menjadi teknologi off-line
dan on-line. Teknologi off-line adalah teknologi yang
digunakan dan memungkinkan pengembang e-learning meng-create e-learning
dan disajikan secara off-line.
Seseorang yang akan membuat atau mengembangkan e-learning minimal harus menguasai satu tools yang
telah disebutkan. Kemudian, ketika pengembang telah menyelesaikan proses off-line,
maka sajian e-learning tersebut harus di-up-load ke alamat yang
sebelumnya telah disediakan oleh pengembang. Proses ini adalah proses on-line.
Dalam proses ini pengembang memerlukan teknologi on-line. Teknologi on-line
adalah teknologi yang digunakan dan memungkinkan pengembang menyajikan materi
pembelajaran secara on-line. Dengan demikian, sajian materi pembelajaran
dapat diakses oleh siapa saja yang tertarik.
Tools yang digunakan adalah jaringan internet dan up-loader.
Fungsi up-loader ialah mengirim dan menyimpan materi pembelajaran yang
telah di-create dan dikembangkan ke suatu alamat tertentu yang telah
disiapkan sebelumnya. Alamat ini disebut Home-page. Home-page dapat di-create dari suatu server pribadi
atau dari fasilitas gratis yang banyak tersedia di internet. Disarankan agar Up-loader
yang digunakan adalah fasilitas up-loader yang telah tersedia di
internet khususnya yang menyediakan free home-page. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari dialog teknis yang seringkali sulit dipahami oleh
pengembang e-learning.
6. IMPLEMENTASI E-LEARNING
Untuk
mewujudkan program e-learning dibutuhkan waktu yang relatif panjang. Dalam
satu sesi workshop yang terbatas 2 (dua) jam ini tidak mungkin dihasilkan
misalnya sebuah web pembelajaran. Diperlukan program workshop yang
dikhususkan untuk mengembangkan atau membuat web pembelajaran atau e-learning,
dengan waktu yang relatif panjang.
Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini, dalam rangka implementasi teori yang sudah
dikemukakan, para peserta workshop diminta membuat rancangan e-learning
untuk matakuliah yang saat ini diampu.
Untuk memudahkan perancangan, berikut
dikemukakan contoh halaman muka sebuah web yang dirancang untuk pembelajaran,
dan contoh pengkategorian content.

Gambar 1: Gambar halaman depan web
pembelajaran/e-learning
Contoh pengkategorian
content e-learning
ISI WEB MADRASATUL LUGHAH AL-ARABIYYAH
(MLA)
No.
|
Section
|
Category
|
Content Items
|
1
|
Bahan Kuliah
|
Kitabah I
|
Wasf
|
Kitabatur
Risalah Al-Fardiyyah
|
|||
Kitabatul Mudzakirat
|
|||
Kitabah II
|
Kitabatut Talkhis
|
||
Kitabut Taqrir
|
|||
Kitabatut Takhthith
|
|||
Kitabatur
Risalah Al-Idariyyah
|
|||
Kitabatul Maqal
|
Al-Maqalah lid Dauriyyat
|
||
Al-Maqlah lin Nadawat
|
|||
Taqdimul
Maqalah fin Nadwah
|
|||
Permainan, Lagu, dan Cerita (PLC)
|
Karakteristik Anak Usia TK/TPQ
|
||
Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak
|
|||
Lagu dan Puisi untuk Pembelajaran Bahasa Arab
|
|||
Permainan Bahasa
|
|||
Cerita untuk pembelajaran bahasa Arab
|
|||
2
|
Artikel
Jurnal
|
Nasional
|
CTL dalam Pembelajaran Bahasa Arab di SMA/MA
|
Pembelajaran Bahasa Arab di Malang Raya
|
|||
Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak
|
|||
Inernasional
|
Daurul Lughah Al-Arabiyyah
|
||
Al-`Arabiyyah fi Indunisiya
|
|||
3
|
Makalah
|
Pelatihan
|
Teka-teki Silang
|
Kartu dalam Pembelajaran
|
|||
Puisi dan Lagu dalam Pembelajaran
|
|||
Seminar
|
CTL dalam Pembelajaran Bahasa Arab di SMA/MA
|
||
4
|
Karya
Monumental
|
Kumpulan Cerpen Berbahasa Arab
|
Al-Hubbul Maktum
|
Buku Teks
|
Bahasa Arab SMA/MA
|
||
Bahasa Arab MTs
|
|||
Bahasa Arab Qur`aniy
|
|||
Al-Qalam
|
|||
Kumpulan Lagu Anak Berbahasa Arab
|
Tarnimatul Athfal
|
||
Merchandise Arab
|
Kaos, sticker
|
||
5
|
Tentang
Aku
|
Curriculum Vitae
|
CV
|
Gambar 2: Tabel isi web
pembelajaran dengan program Joomla!
Tugas kelompok.
1. Pilihlah salah satu materi dari mata kuliah
yang Saudara ampu, kemudian buatlah kategori-kategori untuk saudara masukkan
dalam fitur e-learning Saudara, sekaligus dengan contentnya.
2. Rancanglah fitur yang akan Saudara tampilkan
pada halaman muka beserta content yang akan Saudara masukkan di
dalamnya.
3. Presentasikan hasil kerja Saudara di depan
peserta workshop.
PUSTAKA ACUAN
Anderson, R.H. 1983. Pemilihan
dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran.
Jakarta:
Universitas Terbuka dan Pusat Antar Universitas, Universitas Terbuka.
Asia e-Learning Network (AEN).
2004. What is e-Learning?.http://www.asia-
elearning.net/content/eaboutEL/index.html.Diunduh:
10 Juli 2009.
Patsula, Peter J. 1999. Applying
Learning Theories to Online Instructional
Design. http://www.patsula.com/usefo/webbasedlearning/tutorial1/learning
theories_full_version.html. Diunduh 10
Juli 2009.
Bahri, Alim. 2009. E-Learning untuk
sebuah Media Pengajaran.
html.http://alim-bahri.blogspot.com.
Diunduh 12 Juli 2009.
Supriyono, Joko. E-Learning Sebagai
Alternatif Untuk Pengembangan
Proses Dan
Media Pembelajaran. Html.http;//www.joko
supriyono.blogspot.com. Diunduh 12 Juli 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar