MEDIA PEMBELAJARAN
BAHASA ARAB
A.
PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Dalam bahasa
Arab terdapat 2 (dua) istilah untuk media pembelajaran, yaitu وسائل
تعليم dan
معينات تعليم. Shiniy dan Al-qasimi (1980) mendifinisikan
وسائل تعليم yang juga disebut media pembelajaran
sebagai berikut.
إن الوسائل التعليمية يقصد بها عادة
المعينات السمعية أو البصرية التي يستخدمها المعلم في تدريس مادته ليبلغ الهدف
المقصود بأفضل صورة ممكنة ويصبغ على العملية التربوية شيئا من الإثارة والمتعة.
Sedangkan معينات
تعليم yang diterjemahkan menjadi alat bantu
pembelajaran, adalah segala sesuatu yang dapat membantu guru memberikan
pemahaman materi pelajaran kepada siswa. Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh
Shini (1968) berikut.
المعينات
هي كل ما يستعين به المعلم في تفهيم التلاميذ من الوسائل التوضيحية.
Dari kedua pengertian tersebut
dapat difahami bahwa media pembelajaran dalam bahasa Arab dapat disebut
dengan istilah وسائل تعليم atau معينات تعليم atau الوسائل المعينات yang berarti:
كل ما يستخدم المدرس في تفهيم التلاميذ
وإكسابهم المهارات أو كل ما يساعد الدارس على إدراك وإكساب مواد دراسية (أسراري،
1995)
Kata media dalam bahasa Indonesia berasal
dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium
dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari
pengirim menuju penerima (Heinich, 2002). Dengan demikian, media merupakan
salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator
menuju komunikan (Criticos, 1996). Sementara itu, Briggs (1970) mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi pebelajar
supaya proses belajar terjadi.
Berdasarkan
definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses
komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yaitu (1) guru
(komunikator), (2) bahan pembelajaran, (3) media pembelajaran, (4) siswa
(komunikan), dan (5) tujuan pembelajaran. Jadi, media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan
perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
B. JENIS MEDIA
PEMBELAJARAN
Media pembelajaran diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) macam yaitu, media
dengar (معينات
سمعية), media pandang (معينات بصرية), dan media
pandang dengar (معينات سمعية بصرية). Bertikut penjelasan masing-masing.
1. Media Dengar (معينات سمعية)
Media dengar adalah media
pembelajaran bahasa yang digunakan untuk melatih indera pendengaran. Media
tersebut misalnya radio dan program-program pada laboratorium bahasa dan
sejenisnya. Media dengar umumnya untuk melatih pebelajar menirukan ujaran, mengucapkan,
dan memahami wacana yang diperdengarkan.
2. Media Pandang (معينات بصرية)
Media pandang adalah
media pembelajaran bahasa yang diarahkan untuk melatih indera pandang. Media
pandang ini terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu media pandang berproyeksi dan
media pandang nonproyeksi. Media pandang berproyeksi misalnya slide proyektor, OHP, dan
LCD proyektor. Sedangkan media pandang nonproyeksi meliputi (a) benda asli dan kegiatan sebenarnya (bukan rekaan). Contoh:
meja, buku, duduk, atau berjalan; (b) benda dan kegiatan tiruan, misalnya model
dan peragaan; (c) gambar dan foto, misalnya gambar bagan dan gambar fotografi; dan
(d) papan peraga misalnya papan kantong.
3. Media Pandang Dengar
(معينات سمعية بصرية)
Media pandang dengar
adalah media pembelajaran yang dalam penggunaannya melibatkan indera pandang
dan dengar. Media tersebut misalnya film bioskop, video, dan theater atau
drama. Komputer dan internet dapat
dikaterogikan dalam media pandang dengar ini.
C. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
Dalam
proses komunikasi dan interaksi pembelajaran, pesan yang berupa bahan pelajaran diserap oleh pebelajar
melalui pendengaran atau penglihatan atau sentuhan/rasa. Para ahli pendidikan
berpendapat tentang pentingnya proses pembelajaran yang melibatkan panca indera,
pikiran, dan perasaan pebelajar. Semakin banyak indera pebelajar terlibat dalam
proses pembelajaran, akan semakin meningkat pula kualitas belajarnya. Demikian
juga, semakin besar keterlibatan pikiran dan perasaan pebelajar dalam proses
pembelajaran, akan semakin meningkat lebih tinggi pula penguasaan pebelajar
terhadap materi, dibandingkan apabila tidak ada keterlibatan pikiran dan
perasaan mereka. Diagram batang berikut menjelaskan hal tersebut.
Gambar 1: Diagram Hasil Belajar Dengan
Melibatkan Panca Indera
Dari diagram tersebut dapat difahami
pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran. Media dapat meningkatkan kadar
informasi dan keterampilan yang diperoleh oleh pebelajar. Semakin banyak jumlah
indera yang terlibat dalam proses komunikasi dan penyerapan informasi, semakin
bertambah pula tingkat kemampuan yang diperoleh pebelajar.
Edgar Dale (Heinich,2002) meggambarkan tingkat pemerolehan informasi dari
berbagai pengalaman dalam bentuk kerucut yang terkenal dengan kerucut pengalaman(
مخروط الخبرات) sebagai berikut.

Dari kerucut tersebut dapat
difahami bahwa pebelajar akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit dari
pada yang abstrak. Berkenaan dengan jenjang konkrit-abstrak dalam kaitannya
dengan penggunaan media pembelajaran,
Edgar Dale membuat jenjang konkrit-abstrak tersebut
dengan dimulai dari pebelajar yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata,
kemudian menuju pebelajar sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke pebelajar
sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir pebelajar
sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbul.
Berkaitan dengan manfaat penggunaan media dalam pembelajaran bahasa Arab, Al-Qasimy (1980) mengemukakan beberapa manfaat
media sebagai berikut.
1ـ للحد من استخدام الترجمة
2ـ للتأكد من استيعاب
الطلاب للمعاني
3ـ لإضافة شيء من
المتعة والإثارة إلى الدرس
4ـ لإثارة إيجابية
الدارس ومساهمته
Sementara itu, Shiniy (1984) mengemukakan manfaat penggunaan media dalam
pembelajaran bahasa Arab sebagai berikut.
1ـ تثير اهتمام الدارس إلى درجة كبيرة
2ـ ترفع الدوافع للمساهمة
في عملية التعلم
3ـ تساعد على
التفكير المنسق
4ـ توفر خبرات
واقعية متنوعة لا يحصل عليها الدارس بدونها
5ـ تجعل خبرات
الدارس باقية الأثر في الذاكراة
6ـ تجعل عملية
التعلم اللغوي ذات نعنى
Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa secara
umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru
dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Secara
lebih khusus, manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Penyampaian materi
pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda
antar pengajar dapat dihindari. Di samping itu media pembelajaran dapat
mengurangi terjadinya kesenjangan informasi di antar pebelajar.
2. Proses pembelajaran menjadi
lebih jelas dan menarik
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar,
gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Hal itu membantu pengajar
menciptakan suasana belajar lebih hidup, tidak monoton, dan tidak membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi
lebih interaktif
Dengan media akan terjadi interaksi dua arah atau bahkan tiga
arah secara aktif, sedangkan tanpa media, pengajar dan pebelajar cenderung pasif.
4. Efisiensi waktu dan tenaga
Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara
maksimal dengan waktu dan tenaga yang relatif minim. Pengajar tidak harus
menjelaskan materi secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan
media, pebelajar sudah memahami pelajaran.
5. Meningkatkan kualitas
hasil belajar
Media pembelajaran dapat membantu pebelajar menyerap materi
belajar lebih mandalam dan utuh. Apabila dengan mendengar informasi verbal dari
pengajar saja, pebelajar kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya
dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, dan mengalami sendiri melalui
media, pemahaman pebelajar akan lebih baik.
6. Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di
mana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga pebelajar
dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa, di manapun dan kapanpun
tanpa tergantung seorang pengajar. Perlu disadari bahwa waktu belajar di
sekolah terbatas, dan kesempatan belajar justru lebih banyak di luar lingkungan
sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif pebelajar terhadap
materi dan proses belajar
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong pebelajar
untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu
pengetahuan.
8. Mengubah peran pengajar
ke arah yang lebih positif dan produktif
Pengajar dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki
waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti
membantu kesulitan belajar pebelajar, memotivasi semangat belajar pebelajar,
dan melakukan kegiatan yang mengarah kepada pembentukan kepribadian pebelajar.
D. MEDIA
PEMBELAJARAN ASPEK-ASPEK BAHASA ARAB
1. Media
Pembelajaran Mufradat
Para pebelajar bahasa Arab pada umumnya
menghadapi problem mufradat atau kosakata ketika mereka belajar bahasa Arab.
Mereka pada umumnya
mengeluhkan keterbatasan kosakata atau kalimat yang dapat mereka kuasai.
Akibatnya, mereka sulit memahami teks dan tidak berani berbicara atau menulis
dengan bahasa Arab. Ketika seorang pebelajar membaca teks atau wacana yang penuh
dengan kosakata yang belum mereka akrabi, maka dengan sendirinya mereka akan
sulit memahami teks atau wacana tersebut. Semakin banyak teks yang tidak mereka
kuasai, semakin sulit pula mereka memahami teks tersebut.
Pada sisi yang lain, para pengajar
bahasa Arab -yang pada umumnya adalah para penutur asli bahasa Indonesia- kurang
menguasai metode atau teknik pembelajaran kosakata bahasa Arab. Mereka juga
tidak akrab dengan media pembelajaran kosakata. Mereka cenderung menggunakan metode jalan pintas berupa
tarjamah. Padahal metode tarjamah untuk menjelaskan arti kosa kata, pada saat
ini, termasuk metode yang kurang tepat,
untuk tidak mengatakan أسوء الطرق. Hal itu
karena
dengan tarjamah, pengajar tidak melibatkan pebelajar dalam proses pembelajaran, Dengan metode
tarjamah, pengajar juga tidak melibatkan pebelajar dalam proses berfikir. Kerja
otak pebelajar tidak menjadi tuntutan. Di samping itu, seringkali tarjamah
tidak mengungkapkan arti kata secara detil, di samping penyerapan informasi
terbatas dilakukan oleh indera pendengar. Oleh karena itu, kepada para pengajar
disarankan untuk tidak menjelaskan arti kosa kata dengan tarjamah, kecuali dalam
keadaan terpaksa.
Berikut
dikemukakan beberapa teknik –selain tarjamah- yang dapat dimanfaatkan oleh para
pengajar dalam menjelaskan arti suatu kosakata bahasa Arab. Beberapa teknik
tersebut terangkum dalam bagan berikut.
Gambar 3: Diagram Teknik Pembelajaran Mufradat (Diadopsi dari Asrori, 1995)
Dari
beberapa teknik yang dikemukakan tersebut, dapat dipahami beberapa media
pembelajaran yang sebaiknya dimanfaatkan oleh pengajar, yaitu benda asli, model,
flashcard/kartu gambar, stick figure, dan gambar tempel. Berikut
penjelasan singkat mengenai beberapa media pembelajaran tersebut.
a. Benda Asli (مادة أصلية)
Benda asli (bukan tiruan) yang
dapat dimafaatkan untuk media pembelajaran pada dasarnya adalah semua benda
yang terkait dengan materi pembelajaran yang ada di dalam kelas, atau benda
yang dapat dibawa ke dalam kelas seperti papan tulis, kapur, mahasiswa, atau dosen.
Meskipun demikian, benda asli yang tidak dapat dibawa ke dalam kelaspun dapat dijadikan
media, dengan cara pebelajar dibawa ke tempat media tersebut. Benda-benda itu
misalnya pohon dan aneka bunga di taman, air mancur, atau ikan dalam kolam.
b. Model (النماذج)
Model yang dimaksud di sini adalah bentuk
mini dari sebuah benda seperti boneka, mainan anak-anak semisal mobil-mobilan,
rumah-rumahan, atau benda-benda mini lainnya. Model seperti itu dapat dibeli di
toko mainan anak-anak.
c. Gambar (الصورة)
Banyak jenis gambar dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Di sini dikemukakan 3 (tiga) contoh
gambar, yaitu gambar stick figure, flashcard , dan gambar tempel.
(1)
Stick Figure (رسوم تقريبية)
Stick Figure adalah gambar hasil goresan tangan.
Gambar tersebut sangat sederhana dan untuk menggambarnya tidak diperlukan
keahlian khusus. Dengan sedikit latihan, pengajar akan dapat menggambar stick figure dengan
baik. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggambar stick figure adalah (a)
ciri-ciri tetap yang menonjol pada benda atau situasi yang akan digambar,
misalnya jilbab menggambarkan perempuan dan peci menggambarkan laki-laki, dan
(b) kesederhanaan gambar dan bagian penting yang akan diajarkan (teaching
point). Contoh media pembelajaran ini dapat dilihat pada lampiran.
(2)
Flashcard (بطاقة
ومضية)
Flashcard adalah gambar pada kartu yang
terbuat dari kertas yang relatif tebal atau kertas karton dengan ukuran 18 x 22
cm atau 16 x 20 cm. Pada satu sisi kartu tersebut ditempel gambar dan pada sisi
yang lain ditulis kosa kata dari gambar tersebut. Tulisan kosa kata digunakan
untuk melatih pebelajar membaca tulisan, sedangkan gambar untuk membantu guru
menjelaskan arti kosa kata tersebut. Contoh Flashcard dapat dilihat pada
lampiran.
(3)
Gambar Tempel (ملصّقات)
Gambar tempel
adalah gambar berwarna yang ukurannya relatif lebar antara 25 x 35 cm sampai 35
x 45 cm. Gambar jenis ini mudah digunakan untuk mengajar karena ukurannya yang
lebar itu. Gambar yang biasanya di tempel pada tembok kelas untuk memudahkan
pengajar menggunkannya pada saat diperlukan ini juga mudah didapatkan di
pasaran. Misalnya gambar presiden, wakil presiden, pahlawan nasional, artis,
dan juga gambar-gambar hewan.
2. Media Pembelajaran Tarkib
Tarkib
yang dimaksud dalam bahasan ini adalah tarkib nahwi dan sharfy. Sedangkan
tujuan pembalajarannya adalah agar pebelajar mahir dalam menggunakan
fungsi-fungsi tarkib tersebut dalam kalimat, dan bukan sekedar faham
kaidah-kaidah. Oleh karena itu, latihan pola kalimat merupakan suatu hal yang
penting dilakukan dalam pembelajaran tarkib.
a. Kubus Tarkib
(مكعبات التراكيب)
Kubus tarkib adalah kotak kubus sama sisi yang setiap
sisinya berukuran antara 20 sampai 25 cm. Kubus ini dapat dibuat dari kertas
karton, kardus, atau triplek. Kubus dibuat sebanyak 3 (tiga) buah atau lebih,
sesuai dengan jumlah unsur kalimat yang akan diajarkan.
Pada
setiap sisi kubus tersebut ditulis kata yang menunjukkan fungsi atau
kedudukannya dalam kalimat. Misalnya pada kubus pertama ditulis kata yang
berkedudukan sebagai mubtada`, kubus kedua fi`il, kubus ketiga maf`ul
bih, dan kubus keempat khal. Agar kubus tersebut dapat digunakan
untuk berbagai pola kalimat, sebaiknya kata-kata tersebut tidak dituliskan pada
kubus, tetapi ditempelkan sehingga bisa dilepas dan diganti dengan kata yang
lain. Salah satu kelemahan dari media ini adalah latihan yang dilakukan bersifat
mekanis, kata-kata dan pola kalimat yang dilatihkan satu jenis dengan jumlah
yang sama dalam setiap kalimat. Contoh gambar kubus tarkib dapat dilihat
pada lampiran.
b. Papan Saku (لوحة الجيوب)
Di depan
telah dijelaskan tentang media pembelajaran yang bernama flashcard atau بطاقة ومضية yang digunakan untuk pembelajaran mufradat. Ketika pengajar
menggunakan kartu tersebut dalam pembelajaran, biasanya dia menemui kendala
karena kartu tidak dapat ditempelkan di papan tulis. Problem itu dapat
dipecahkan dengan memanfaatkan papan saku.
Papan saku
adalah papan yang dilengkapi dengan saku yang berjajar dari kanan ke kiri.
Papan dapat dibuat dari kardus atau triplek dengan ukuran sekitar 100x70 cm.
Ukuran kartu dan saku menyesuaikan.
Papan saku
ini dapat digunakan oleh pengajar untuk mengajar dan melatihkan tarkib
atau pola kalimat melalui استبدال، ترتيب الكلمات، تحويل الجمل dan تكملة
الجملة . Sebaiknya dilatihkan terlebih dahulu تحويل
الجمل kemudian الجملة تكملة . Gambar
media papan saku dapat dilihat pada lampiran.
1. Media Pembelajaran Menyimak (استماع)
Istima`
merupakan salah satu keterampilan dasar dalam pembelajaran bahasa Arab. Istima`
adalah kemahiran pertama yang harus dikuasai sebelum kemahiran bahasa yang
lain dikuasai. Pebelajar akan sulit berbicara kecuali setelah menguasai keterampilan
istima`. Di samping itu, kelancaran berbicara pebelajar amat tergantug
pada kemampuan istima` yang baik.
Istima` itu ada 3 (tiga) macam
yaitu التمييز السمعي، الاستماع الموسع dan الاستماع المكثف (Shiniy dan Abdullah, 1984). Sedangkan media
pembelajaran yang paling pokok untuk pembelajaran istima` adalah rekaman audio (التسجيلات الصوتية) , baik rekaman pada pita kaset maupun Compact Disk (CD). Namun
demikian, setiap jenis istima` menuntut adanya kaset rekaman yang
berbeda. Misalnya rekaman pengucapan suara (نطق
الأصوات) untuk التمييز السمعي dan rekaman cerita atau pidato untuk الاستماع الموسع atau الاستماع المكثف.
Di samping
rekaman audio, dalam pembelajaran istima` sering juga digunakan media pandang
(المعينات البصرية) bahkan media pandang dengar
(المعينات السمعية البصرية). Berikut dikemukakan sebagian media pembelajaran istima`
a. لوحة النطق
Media
ini berupa gambar sket organ pengucapan di dalam mulut yang berisi poin-poin yang
menjelaskan posisi organ pengucapan itu ketika
seseorang mengucapkan suatu ucapan. Media ini dapat membatu pengajar bahasa Arab memecahkan
sebagian problem pengucapan. Sebelum menjelaskan posisi organ tersebut,
pengajar sebaiknya menjelaskan terlebih dahulu nama dan fungsí organ-organ
tersebut. Baru kemudian dijelaskan posisi organ tersebut ketika pebelajar
mengucapkan ucapan atau melafalkan huruf tertentu. Dengan demikian, diharapkan
pebelajar dapat memahami posisi organ di dalam mulut ketika dia mengucapkan
sesuatu. Contoh gambar media ini dapat
dilihat pada lampiran.
b. بطاقة ومضية ذات وجهين متجانبين
Media ini hampir sama dengan
flashcard (بطاقة ومضية), bedanya, kartu ini ”berwajah” dua. Terbuat dari kertas karton atau kertas yang
relatif tebal, kartu ini di sisi kanan ditempel gambar dan di sisi kiri di
tempel tulisan nama gambar yang salah satu hurufnya melambangkan bunyi yang
dilatihkan.
Kartu
ini biasanya dipergunakan untuk melatih pebelajar mengucapkan huruf hijaiyah
yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Untuk melatihkan bunyi huruf خ misalnya, kartu tersebut di
sisi kanan ditempel gambar kuda, sementara di sisi kiri ditulis kata خيل . Contoh gambar media ini dapat dilihat pada lampiran.
c. الصورة المسلسلة
Media pembelajaran ini berupa rangkaian
sejumlah gambar yang mengisahkan cerita tertentu. Gambar-gambar tersebut bisa ditempel pada kartu lepas, atau pada lembaran kertas karton
yang lebar. Gambar-gambar tersebut bisa diberi nomor urut, atau tidak diberi
nomor, tergantung tujuan pembelajaran. Media ini biasa digunakan untuk pembelajaran
الاستماع الموسع atau الاستماع المكثف. Contoh gambar media ini dapat
dilihat pada lampiran.
2. Media Pembelajaran Berbicara (كلام)
Beberapa media pembelajaran yang telah
dijelaskan di depan seperti flashcard (بطاقة ومضية) gambar tempel
(ملصّقات), gambar berangkai صورة مسلسلة) ) dan media gambar yang lain pada dasarnya dapat dimanfaatkan
untuk pembelajaran kalam sesuai dengan tingkat kesulitannya. Pada tahap menirukan (محاكاة) dapat
digunakan media flashcard (بطاقة ومضية) , sedangkan pada tahap berbicara atau cerita (تعبير) dapat digunakan media gambar
berangkai صورة مسلسلة) ). Media gambar berangkai ini juga dapat digunakan dalam
pembelajaran menulis atau kitabah.
Ada media lain
yang juga dapat digunakan dalam pembelajaran kalam pada tahap latihan ungkapan
sederhana (معالجة) seperti pertanyaan dan jawaban,
yaitu media “jam-jaman” yang berbentuk bundar. Media ini dapat dibuat dari
triplek yang dibentuk lingkaran, dilengkapi dengan dua jarum yang dapat
digerakkan dan ditulis angka penunjuk jam dari 1 sampai 12. Media ini digunakan
untuk latihan tanya-jawab mengenai waktu/jam yang dikaitkan dengan kegiatan. Gambar
media ini dapat dilihat pada lampiran.
3. Media Pembelajaran Membaca (قراءة)
Membaca
atau qiraah memiliki dua pengertian, yaitu mengubah lambang tulis
menjadi bunyi, dan menangkap arti dari seluruh situasi yang dilambangkan dengan
lambang-lambang tulis dan bunyi tersebut (Effendy, 2005). Ada berbagai media
pembelajaran membaca yang biasa digunakan oleh para pengajar bahasa Arab. Pada
kesempatan ini terbatas dikemukakan 4 (empat) media pembelajaran qiraah.
Dua media pembelajaran untuk keterampilan membaca nyaring(قراءة جهرية) , yaitu kartu melengkapi
(بطاقة
تكملة) dan kartu tanya-jawab (بطاقة الأسئلة
والأجوبة). Sedangkan dua media yang lain untuk
keterampilan membaca dalam hati (قراءة صامتة), yaitu bahan
otentik (مواد واقعية) dan kartu informasi (بطاقة تعليمات).
a. بطاقة
تكملة
Media ini terdiri dari dua kartu yang berpasangan. Pada kartu yang pertama ditulis
bagian awal dari suatu kalimat. Sedangkan pada kartu yang kedua ditulis bagian
akhir dari kalimat tersebut. Kartu ini dibuat sebanyak jumlah pebelajar dalam
kelas.
Dalam penggunaannya, kartu
tersebut harus ”dikocok” terlebih dahulu. Kemudian seorang pebelajar diminta
membaca bagian awal dari kalimat yang tertulis pada kartu yang dipegangnya. Sementara itu, siswa yang lain mencari bagian
akhir dari kalimat tersebut yang tertulis pada kartunya, sebagai penyempurna
dari kalimat pada bagian awal. Pebelajar yang menemukan diminta membaca kalimat tersebut
dengan keras. Kemudian dia diminta untuk membaca kalimat awal dari kartu yang
dipegangnya, dan pebelajar yang lain mencari kalimat penyempurnanya. Demikian
seterusnya, sampai semua pebelajar membaca kartu masing-masing.
b. بطاقة
الأسئلة والأجوبة
Kartu ini hampir sama dengan بطاقة
تكملة . Perbedaannya, kartu pertama
berisi pertanyaan dan kartu kedua berisi jawaban. Sepasang kartu tersebut dibuat sebanyak
jumlah pebelajar. Seorang pebelajar diminta membaca pertanyaan yang tertulis
pada kartu yang dipegangnya, semenata pebelajar yang lain mencari jawaban pada
kartu jawaban yang mereka pegang. Pebelajar yang dapat menemukan jawaban dengan
tepat diberi kesempatan untuk membaca jawaban tersebut dengan keras. Setelah
itu, dia mendapat giliran untuk membaca kartu soal yang dipegangnya. Demikian, sampai semua pebelajar
mendapatkan giliran untuk membaca kartu masing-masing.
c. مواد واقعية
Media ini berupa teks berbahasa Arab dari bahan otentik yang biasa
digunakan pebelajar dalam kehidupan sehari-hari, seperti kartu mahasiswa, kartu
tanda penduduk (KTP), iklan, atau pengumuman. Pembelajaran dimulai dengan
mengemukakan kosakata baru. Kemudian pebelajar diberi kesempatan untuk membaca
dan memahami teks yang ada (قراءة صامتة). Setelah itu, mereka diberi pertanyaan
untuk dijawab secara lisan atau tertulis. Media ini juga dapat dimanfaatkan
untuk pembelajaran menulis atau kitabah. Contoh bahan otentik dapat dilihat
pada lampiran.
d. بطاقة
تعليمات
Media ini berupa kartu yang bertuliskan perintah untuk melakukan sesuatu.
Kartu tersebut dimasukkan di dalam sebuah kotak. Pengajar bisa menyiapkan kartu
sebanyak jumlah pebelajar. Seorang
pebelajar diminta mengambil sebuah kartu dari kotak. Pengajar memintanya untuk
membaca dalam hati kalimat yang tertulis dalam kartu tersebut. Kemudian dia
diminta melakukan perintah yang telah dibaca. Apabila dia salah, pengajar
memberikan kartu tersebut kepada pebelajar yang lain.
4. Media Pembelajaran Menulis (كتابة)
Menulis
atau kitabah sebagaimana berbicara atau kalam adalah keterampilan
produktif. Karena seseorang yang berbicara atau menulis mesti memilih kosakata
dan susunan bahasa yang relevan dengan ide atau pikiran yang akan diungkapkan. Sementara
itu pendengar atau pembaca memanfaatkan informasi kebahasaan –kosakata dan
susuan bahasa- untuk memahami ide dan pikiran tertsebut melalui ujaran atau
wacana tulis.
Banyak
media yang bisa digunakan untuk pembelajaran kitabah, tetapi di sini terbatas
dikemukakan 3 (tiga) media pembelajaran saja, yaitu teka-teki silang
(الكلمات المتقاطعة), komik (مجلة هزلية), dan cerita radio atau TV.
a. Teka-teki silang (الكلمات المتقاطعة)
Sebagaimana
diketahui, teka-teki silang sebenarnya adalah media rekreasi dan hiburan. Pada
waktu senggang, tua dan muda biasanya senang menghabiskan waktu untuk mengisi
teka-teki silang. Dalam konteks pembelajaran bahasa Arab, pengajar dapat
memanfaatkan teka-teki silang ini untuk melatih pebelajar menulis huruf Arab
secara lepas. Sebenarnya, teka teki silang juga dapat dimanfaatkan untuk melatih
penguasaan kosakata atau mufrodat pebelajar, Teka-teki silang yang akan
dimanfaatkan untuk media pembelajaran bisa diambil dari majalah atau koran
berbahasa Arab, atau pengajar bisa membuatnya sendiri sesuai dengan kosakata
yang dilatihkan. Contoh teka-teki silang dapat dilihat pada lampiran.
b. Komik (مجلة هزلية)
Pebelajar pada umumya menyenangi
komik. Pengajar dapat menyalurkan kesenangan mereka itu melalui media komik
pembelajaran. Sebagai mana umunya komik, media pembelajaran komik ini berupa gambar
berangkai yang disertai ”balon” dialog. Pengajar cukup mengkopy satu halaman
dari buku atau majalah komik yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Beberapa kalimat
dialog yang ada pada ”balon” dialog tersebut dihapus, dan pebelajar diminta
untuk menuliskan atau melengkapi kembali isi balon dialog tersebut sesuai
dengan gambar yang ada. Contoh media komik dapat dilihat pada lampiran.
c. Cerita Radio atau TV
Cerita
radio dan TV ataupun cerita yang terekam pada CD dapat dimanfaatkan oleh
pengajar sebagai media pembelajaran menulis. Pebelajar ditugasi untuk menyimak
cerita tersebut di rumah, kemudian meuliskan ringkasan isi cerita tersebut
dalam bahasa Arab. Media ini juga dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
menyimak atau istima`.
Sebagai
variasi, pebelajar juga bisa diminta untuk mendengarkan “berita hari ini” ,
baik dari radio maupun TV. Kemudian mereka ditugasi untuk menuliskan dalam
bahasa Arab sari berita yang paling penting pada hari itu.
PUSTKA ACUAN
Criticos,
C. 1996. Media selection. Plomp, T., & Ely, D. P. (Eds.): International
Encyclopedia of Educational Technology, 2nd edition.
New
York : Elsevier
Science, Inc.
Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat
Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino,
S.E. 2002. Instructional media
and technology for learning, 7th edition.
New
Jersey : Prentice
Hall, Inc.
Ibrahim, H. 1997. Media pembelajaran: Arti, fungsi,
landasan pengunaan, klasifikasi,
pemilihan, karakteristik oht,
opaque, filmstrip, slide, film, video, Tv, dan penulisan naskah slide. Bahan sajian program
pendidikan akta mengajar III-IV. Malang: FIP-IKIP Malang.
أسراري، إمام. 1995م. الوسائل المعينات
لتعليم العربية. مالانج: قسم اللغة العربية، المعهد
العالي
للفنون التدريس وعلوم التربية.
الخولي، محمد علي. 1982م. أساليب تدريس
اللغة العربية. الرياض: جامعة الملك سعود.
صيني، محمود إسماعيل. 1981م. العربية
للناشئين. الرياض: وزارة المعارف السعودية.
القاسمي، علي. 1980م. الخريطة في تعليم
العربية لغير الناطقين بها. الرياض: جامعة الرياض
مرتضى، بصري علوي. 1993م. مبادئ علم التجويد.
مالانج: معهد الدراسة القرآنية.
Maa Syaa Allah, jayyid jiddan materinya. sangat membantu.
BalasHapuskami kutip yah, untuk kelengkapan tugas kami, syukron.
Syukron hazilan
BalasHapusSyukro jazilan
BalasHapus